Konten dari Pengguna

Masa Perundagian: Ciri, Pembagian Zaman, dan Peninggalannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
6 Januari 2021 9:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 16 Juni 2022 10:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Masa Perundagian. Foto:YouTube/Histrocrat (Picture Credit:Andy Gammon)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Masa Perundagian. Foto:YouTube/Histrocrat (Picture Credit:Andy Gammon)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masa perundagian merupakan salah satu pembabakan kehidupan manusia pra-aksara berdasarkan teknologi yang digunakan. Zaman ini menandai makin berkembangnya kemampuan manusia dalam menciptakan suatu kebudayaan.
ADVERTISEMENT
Istilah perundagian berasal dari Bahasa Bali, yakni ‘undagi’ yang artinya seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai keterampilan tertentu. Masa perundagian digunakan untuk menyebut zaman logam.
Pasalnya, saat itu telah ada undagi atau orang-orang terampil yang sudah mengenal teknik melebur logam dan mencetaknya menjadi alat yang diinginkan. Untuk mengetahui masa perundagian selengkapnya, simak penjabaran di bawah ini.

Ciri-ciri Masa Perundagian

Para ahli meyakini bahwa era Perundagian dimulai kurang lebih 10.000 tahun lalu. Berikut ciri-ciri masa Perundagian:
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Sejarah Indonesia SMA: Rekam Jejak Peradaban Indonesia, masa Perudagian di Indonesia dibagi menjadi dua, yakni zaman perunggu dan zaman besi. Berikut ini adalah penjelasannya:

Zaman Perunggu

Ilusrasi zaman perunggu. Foto: ancient-origins.net
Zaman perunggu disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin China. Pada masa ini manusia sudah dapat mencampur tembaga dengan timah sehingga menghasilkan logam yang lebih keras. Peninggalan zaman perunggu yang telah ditemukan antara lain:
ADVERTISEMENT

Zaman Besi

Ini menandai periode yang lebih maju. Manusia sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan.
Teknik peleburan besi lebih sulit dari peleburan tembaga atau perunggu. Sebab, melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
Indonesia tidak mengalami zaman tembaga, tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Hasil kebudayaan yang banyak ditemukan adalah alat-alat dari perunggu, sehingga zaman logam juga disebut sebagai zaman perunggu.

Teknik Pengolahan Logam

Manusia pra-aksara mengolah logam dengan cara yang sederhana. Meski demikian inilah yang menjadi titik awal perkembangan teknologi manusia.
ADVERTISEMENT
Ada dua teknik yang digunakan untuk mengolah logam, yakni teknik Bivalve dan teknik A Cire Perdue. Berikut ini adalah penjelasannya:
Bivalve adalah teknik cetak dengan memakai cetakan yang terbuat dari batu. Teknik ini menggunakan dua cetakan yang dirapatkan, dengan lubang di atasnya.
Lubang tersebut digunakan untuk memasukkan cairan logam panas yang nantinya akan dicetak dalam bentuk tertentu. Cetakannya dapat digunakan berulang kali.
A Cire Perdue adalah teknik cetak dengan menggunakan cetakan lilin yang dibungkus dengan tanah liat. Lilin yang sudah dilapisi tanah liat tersebut dibakar hingga lilin meleleh.
Ketika lilin sudah mencair, lilin akan dikeluarkan dari lubang tanah liat. Ruang yang sebelumnya terisi oleh lilin akan diisi dengan perunggu cair.
ADVERTISEMENT
(ERA)