Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Materi Diseminasi Budaya Positif Modul 1.4 Guru Penggerak
13 Juni 2024 9:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Diseminasi merupakan salah satu kegiatan dalam program pendidikan Guru Penggerak. Diseminasi budaya positif 1.4 diselenggarakan untuk memotivasi guru dan warga sekolah untuk menerapkan budaya positif di lingkungan sekolah.
ADVERTISEMENT
Pendidikan Guru Penggerak adalah pelatihan kepemimpinan bagi tenaga pendidik. Program tersebut bertujuan untuk menghasilkan guru yang kompeten sehingga dapat menjadi pemimpin pembelajaran di masa depan.
Mengutip Merdeka Mengajar, pendidikan Guru Penggerak berlangsung selama 6 bulan. Selama program berlangsung, tenaga pendidik akan mengikuti pelatihan online dan lokakarya. Tak hanya itu, guru juga akan diberikan sejumlah tugas, salah satunya diseminasi.
Diseminasi Budaya Positif Modul 1.4 Guru Penggerak
Secara harfiah, diseminasi mempunyai arti penyebarluasan ide dan gagasan. Diseminasi juga dapat diartikan sebagai proses menyebarkan suatu informasi kepada khalayak.
Dalam pendidikan Guru Penggerak, diseminasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyebarluaskan suatu gagasan, temuan, hingga inovasi terkait kegiatan belajar mengejar melalui publikasi, presentasi, atau kegiatan lainnya. Materi yang dibahas dalam diseminasi mengacu pada modul pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Dalam diseminasi budaya positif modul 1.4, tenaga pendidik akan menyampaikan materi teori kontrol, disiplin positif, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi.
Adapun yang dimaksud budaya positif adalah perwujudan dari nilai-nilai dan keyakinan universal yang diterapkan di sekolah. Dalam menciptakan budaya positif di sekolah, guru perlu menerapkan berbagai nilai-nilai positif untuk menciptakan lingkungan yang nyaman untuk belajar.
Cakupan Budaya Positif
Penerapan budaya positif di sekolah diawali dengan perubahan paradigma stimulus respon terkait nilai-nilai positif. Dikutip dari buku Memenuhi Kebutuhan Peserta Didik Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi oleh Hati Nurahayu, budaya positif mempunyai lima cakupan yang perlu diterapkan secara berkesinambungan. Berikut cakupan budaya positif beserta penjelasannya.
1. Konsep Disiplin Positif
Langkah awal dalam menumbuhkan budaya positif di sekolah yakni menerapkan disiplin positif. Disiplin positif adalah perilaku disiplin yang motivasinya berasal dari dalam diri siswa bukan karena hukuman atau hadiah.
ADVERTISEMENT
2. Keyakinan Kelas
Keyakinan adalah nilai-nilai kebaikan atau prinsip yang disepakati bersama. Adapun yang dimaksud dengan keyakinan kelas yaitu seperangkat aturan kelas yang telah disepakati bersama. Dengan membuat keyakinan kelas, siswa akan lebih bersemangat untuk melaksanakan prinsip atau nilai-nilai yang mereka buat
3. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
Dalam ilmu psikologi, kebutuhan dasar manusia sangat mempengaruhi karakter, perilaku, dan tindakan seseorang. Kebutuhan dasar manusia dapat diartikan sebagai unsur-unsur yang diperlukan manusia untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan psikologisnya.
William Glasser membagi kebutuhan dasar manusia menjadi lima hal, yakni kebutuhan bertahan hidup, kebutuhan akan kasih sayang dan rasa diterima, kebebasan, kesenangan, dan penguasaan.
4. Posisi Kontrol
Dalam menerapkan budaya positif, guru berperan sebagai pemantau perilaku siswa. Guru bertanggung jawab dalam mengarahkan dan menuntun siswa ke jalan yang benar saat melakukan perilaku menyimpang.
ADVERTISEMENT
5. Segitiga Restitusi
Keinginan untuk melakukan nilai-nilai baik dapat ditumbuhkan dengan konsep segitiga restitusi. Restitusi adalah upaya mendisiplinkan siswa dengan meminta siswa bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalahnya. Segitiga restitusi terdiri dari tiga tahapan, yakni melakukan validasi terkait tindakan yang salah, menanyakan keyakinan, dan menstabilkan identitas.
(GLW)