Konten dari Pengguna

Materi Modul 2.3 Guru Penggerak: Coaching untuk Supervisi Akademik

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
7 Agustus 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi modul 2.3 Guru Penggerak. Foto: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi modul 2.3 Guru Penggerak. Foto: Pexels.
ADVERTISEMENT
Calon Guru Penggerak (CGP) diminta mempelajari praktik pembelajaran yang berpihak pada murid selama pelatihan. Salah satu materinya adalah coaching untuk supervisi akademik yang dibahas dalam modul 2.3 Guru Penggerak.
ADVERTISEMENT
Pendidikan Guru Penggerak adalah program pelatihan khusus guru-guru di seluruh Indonesia untuk meningkatkan keterampilan agar bisa menjadi pemimpin pembelajaran di sekolah. Pelatihan tersebut diselenggarakan secara daring selama enam bulan.
Selama program berlangsung, CGP akan diberikan tiga paket modul yang berisi berbagai topik pembelajaran, seperti paradigma dan visi Guru Penggerak, praktik pembelajaran yang berpihak pada murid, serta pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah.

Materi Modul 2.3 Guru Penggerak

Ilustrasi modul 2.3 Guru Penggerak. Foto: Pexels.
Modul kedua Guru Penggerak membahas tentang praktik pembelajaran yang berpihak pada murid. Modul tersebut berisi topik-topik yang dapat membantu guru dalam meningkatkan potensi setiap peserta didik dan rekan sejawat, salah satunya lewat coaching untuk supervisi akademik.
Coaching adalah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi dan berorientasi pada hasil untuk memaksimalkan potensi pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan individu.
ADVERTISEMENT
Dalam relasi guru dengan guru, coaching bisa dilakukan untuk meningkatkan performa kerja atau menyelesaikan suatu masalah. Proses coaching dilakukan dengan prinsip kesetaraan.
Dengan kata lain, coach mempunyai kedudukan yang setara dengan coachee. Jadi, coaching menekankan pada upaya mencari solusi bersama untuk mencapai tujuan tertentu, bukan memberikan solusi kepada seseorang.

Paradigma Berpikir Coaching

Ilustrasi modul 2.3 Guru Penggerak. Foto: Pexels.
Sebelum melakukan coaching, guru penggerak harus mempunyai paradigma berpikir coaching terlebih dahulu. Dikutip dari Modul 2.3 Guru Penggerak: Supervisi Akademik terbitan Kemdikbud, ada empat paradigma berpikir coaching, yaitu:

1. Fokus pada Coachee

Paradigma berpikir coaching yang pertama berfokus pada coachee atau orang yang ingin dikembangkan. Saat melakukan coaching, fokus coach berpusat pada topik percakapan, bukan pada situasi yang dibawa oleh coachee.
ADVERTISEMENT

2. Bersikap Terbuka dan Rasa Ingin Tahu

Seorang coach juga harus bersikap terbuka dengan pemikiran dan karakter coachee. Hal tersebut bisa diterapkan dengan berpikir netral terhadap apa yang dilakukan dan dikerjakan coachee. Berikut beberapa ciri dari sikap terbuka:

3. Mempunyai Kesadaran Diri yang Kuat

Kesadaran diri yang kuat sangat diperlukan dalam proses coaching. Coach harus mampu menangkap adanya perubahan emosi/energi yang terjadi selama pembicaraan dengan rekan sejawat.

4. Mampu Melihat Peluang

Seorang coach harus mampu membantu coachee dalam melihat peluang yang ada di masa depan dengan mempertimbangkan potensi yang mereka miliki saat ini.

Prinsip Coaching

Ilustrasi modul 2.3 Guru Penggerak. Foto: Pexels.
Tak hanya memiliki paradigma berpikir coaching, guru penggerak juga harus memahami prinsip-prinsip coaching agar proses pendampingan yang dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
ADVERTISEMENT
Menurut International Coaching Federation, ada tiga prinsip dasar yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan coaching, yakni kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi.

1. Kemitraan

Dalam coaching, posisi coach setara dengan coachee. Artinya, tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah kedudukannya. Coachee adalah sumber belajar bagi dirinya sendiri. Coach hanya berperan sebagai rekan berpikir bagi coachee dalam proses belajar.

2. Proses Kreatif

Coaching adalah proses mengantarkan seseorang dari situasi saat ini ke situasi ideal yang diinginkan seseorang di masa depan. Situasi ideal tersebut diwujudkan dengan proses kreatif melalui percakapan dan diskusi yang memacu proses berpikir coachee.

3. Memaksimalkan Potensi

Untuk memaksimalkan potensi dan memberdayakan coachee, proses kreatif perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan sendiri oleh coachee.
ADVERTISEMENT
(GLW)