Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Maulid Diba, Bacaan Maulid Nabi yang Dikarang Oleh Abdurrahman bin Ali ad-Diba’i
26 Agustus 2021 15:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Maulid Diba adalah bacaan maulid yang berisi syair-syair pujian serta sanjungan kepada Nabi Muhammad SAW. Pengarangnya bernama lengkap Abdurrahman bin Ali bin Muhammad bin Umar ad-Diba’i asy-Syaibani atau yang akrab disapa Ibnu Diba.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Pro Kontra Maulid Nabi oleh Isnan Ansory, Ibnu Diba merupakan ulama mahsyur yang berasal dari Zabid, Yaman. Selain produktif mengarang kitab, beliau juga dikenal sebagai ahli hadits yang mencapai derajat al-Hafizh, yaitu hafal 100.000 hadits dengan sanadnya.
Maulid Diba yang dikarang oleh Ibnu Diba dicetak dan dibukukan bersamaan dengan kitab Syaroful Anam kitab al-Barjanzi. Berdasarkan tradisi yang ada, ketiga maulid ini biasa dibacakan secara bersamaan.
Bagaimana sejarah penyusunan dan penyebaran Maulid Diba? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.
Sejarah Maulid Diba
Maulid Diba merupakan salah satu dari sekian banyak karya yang diciptakan oleh Ibnu Diba. Menurut riwayat, Ibnu Diba cukup mahsyur di kalangan masyarakat Yaman Utara, tepatnya di Kota Zabid. Beliau lahir pada 4 Muharram 866 H dan wafat pada hari 26 Rajab 944 H.
ADVERTISEMENT
Sejak lahir hingga akhir hayatnya, Ibnu Diba sama sekali tidak berjumpa dengan sang ayah yang sedang bepergian. Sampai akhirnya, ia mendengar kabar bahwa sang ayah telah meninggal dunia di salah satu daerah di daratan India.
Meskipun ditinggal pergi selamanya oleh sang ayah, Ibnu Diba tetap giat belajar ilmu agama kepada beberapa ulama besar dan tersohor saat itu. Sehingga, ia terkenal sebagai ulama hadits terkemuka abad ke-9.
Selain ilmu agama, ia juga menekuni ilmu gramatika dan lain sebagainya. Bahkan, di tengah kesibukannya menuntut ilmu, ia sempat menulis beberapa karya di antaranya Ghayatul Mathlub, Kasyful Kirbah, Bughyatul Mustafid fi Akhbar Madinah Zabid, Qurratul 'Uyun fi Akhbaril Yaman al- Maimun, Mi'raj, Taisirul Ushul, dan Maulid Diba.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Kitab Salawat Terbaik Terlengkap oleh Ustadz Rusdianto, maulid Diba menjadi karyanya yang paling terkenal. Seperti syair maulid lainnya, Maulid Diba berisi kisah seputar Nabi Muhammad SAW. Mulai dari penciptaan, kehamilan sang ibunda, berbagai mukjizat dan karamah menjelang kelahirannya, sosok dan kepribadian, serta perjuangan dan dakwah beliau.
Sebagaimana diketahui, mayoritas kitab maulid cenderung sama isinya namun Maulid Diba tidak demikian. Syair-syair yang terdapat di dalam Maulid Diba merupakan karya sastra yang sangat tinggi. Untaian-untaian kalimatnya sangat indah dan syahdu. Gaya dan iramanya khas dan unik, serta kaya simbol dan metafora.
Kini Maulid Diba banyak dibacakan dalam majelis ta’lim dan acara keagamaan lain. Di Indonesia sendiri, Maulid Diba juga cukup akrab sebagai bacaan yang masuk dalam kebudayaan Islami.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Mandala Berbudaya: Astha Jathayu oleh Luthfi Samudro, dkk., Maulid Diba menjadi salah satu kebudayaan Islami di Desa Margomulyo. Dalam pelaksanaannya, tradisi Maulid Diba dilaksanakan dalam satu grup yang terdiri 30 orang laki-laki dan perempuan.
Biasanya perempuan bertugas sebagai vokalis dan laki-laki berperan sebagai pemain alat musik. Lagu yang biasa dibawa berupa lagu-lagu selawat seperti turi putih, padang bulan, dan lain-lain.
Biasanya Maulid Diba dilaksanakan satu bulan sekali pada sabtu malam minggu. Tempatnya sendiri bergilir ke rumah-rumah anggota Maulid Diba, dimulai setelah Isya sampai pukul sebelas malam.
(MSD)