Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Memahami Apa Itu Bohir, Istilah dalam Politik yang Makin Populer
22 Oktober 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam berbagai diskusi atau percakapan seputar politik, ada berbagai istilah asing yang mungkin akan terdengar. Salah satu yang belakangan ini semakin populer adalah "bohir." Sebenarnya, apa itu bohir?
ADVERTISEMENT
Menurut KBBI, bohir artinya pemilik proyek, pemilik modal, atau klien. Istilah ini berasal dari bahasa Belanda "Bouwheer," yang secara harfiah bermakna pemberi tugas atau pemilik proyek.
Awalnya, kata ini lebih sering digunakan dalam dunia konstruksi atau bisnis yang merujuk pada pihak yang mendanai suatu proyek. Namun, dalam konteks politik, arti kata bohir memiliki makna yang sedikit berbeda.
Arti Bohir
Istilah bohir dalam dunia politik merujuk pada individu atau kelompok yang memberikan dukungan finansial kepada calon politik, seperti calon kepala daerah atau calon legislatif.
Dalam buku 71 Kasus Viral Di Indonesia: Bagian 1 oleh Dr. Monang Siahaan, SH. MM, bohir digambarkan sebagai pemberi modal untuk kampanye politik dengan harapan mendapat imbalan setelah calon yang mereka dukung terpilih. Imbalannya bisa berupa kemudahan dalam proyek, kontrak, kemudahan khusus terhadap kebijakan, atau hal apa pun yang menguntungkan para bohir.
ADVERTISEMENT
Dalam diskusi atau pembahasan politik, bohir sering dianggap sebagai pihak yang tidak memberikan dukungan, tetapi juga "berinvestasi" demi memperoleh keuntungan di kemudian hari. Oleh karena itu, istilah bohir dalam konteks ini memiliki konotasi negatif.
Menurut Dr. Anantawikrama dalam buku Sosiologi Korupsi: Kajian Multiperspektif, Integralistik, dan Pencegahannya, bohir di dunia politik kerap diasosiasikan dengan rentenir politik. Mereka memberikan pinjaman dana kepada calon politik. Setelah calon tersebut terpilih, bohir bisa meminta imbalan berupa proyek atau fasilitas tertentu.
Pola hubungan semacam ini sering dianggap kurang etis karena nantinya sosok yang didukung merasa berkewajiban untuk memberikan "balas budi" kepada bohir. Akibatnya, batas antara kepentingan publik dan pribadi akan semakin kabur karena keputusan politiknya berisiko mendahulukan kepentingan bohir daripada kepentingan masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Istilah Lain dalam Politik
Selain bohir, ada beberapa istilah lain dalam percakapan politik yang semakin sering muncul, di antaranya:
ADVERTISEMENT
(SAI)