Memahami Hubungan antara Pneumonia dan Virus Corona

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
16 Maret 2020 10:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pneumonia akibat corona. Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pneumonia akibat corona. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
Kemunculan Virus Corona Covid-19 membuat pneumonia menjadi perbincangan hangat. Pneumonia sendiri merupakan penyakit yang menyerang seluruh sistem pernapasan, mulai dari hidung sampai ke paru-paru.
ADVERTISEMENT
Penyakit yang dikenal juga sebagai paru-paru basah ini menyebabkan peradangan pada kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru. Pada umumnya, pneumonia disebabkan virus, bakteri dan jamur (meski jarang terjadi).
Biasanya pneumonia yang disebabkan oleh virus menimbulkan dampak skala ringan dan dapat pulih dalam satu hingga tiga pekan. Namun, kondisi ini tampaknya tidak berlaku untuk pneumonia yang muncul akibat virus corona jenis baru, yaitu SARS-CoV-2.
Pasalnya, jika virus tersebut sudah memicu pneumonia akan menyebabkan permasalahan serius pada paru-paru. Tak menutup kemungkinan kondisi ini akan membuat penderitanya meregang nyawa.

Gejala

Sebenarnya, tidak ada yang membedakan gejala antara pneumonia biasa dengan pneumonia Covid-19. Gejala-gejala keduanya ditandai demam, sakit kepala, flu, batuk, hingga sesak napas. Pada kelompok lansia, gejalanya dapat disertai dengan penurunan kesadaran, seperti tampak bingung atau kurang waspada.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pneumonia Covid-19 juga dilihat dari riwayat perjalanan ke wilayah terdampak virus atau berkontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Virus SARS-CoV-2 tergolong memiliki waktu yang sangat cepat untuk menginfeksi saluran pernapasan bawah.
Hal ini membuat kemungkinan pneumonia muncul jauh lebih besar untuk orang yang telah terinfeksi. Apalagi jika mereka memiliki imunitas tubuh rendah serta sebelumnya telah memiliki riwayat penyakit.

Pengobatan

Hingga kini, belum ada obat atau antivirus yang dapat melumpuhkan virus corona. Dokter hanya memberikan pengobatan pendukung guna mengurangi tingkat keparahan dan gejala yang ditimbulkan.
Meski begitu, para ahli tengah melakukan penelitian terhadap beberapa obat yang diduga kuat dapat menjadi obat atau vaksin untuk memerangi virus corona.
ADVERTISEMENT
Menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih serta menjaga daya tahan tubuh merupakan kunci utama untuk pencegahan. Selain itu, social distancing juga menjadi solusi terbaik agar virus SARS-CoV-2 tidak memakan lebih banyak korban.
(RAA)