Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Memahami Isi Bidayatul Hidayah sebagai Panduan Umat Muslim
27 Juli 2022 17:01 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bidayatul Hidayah merupakan salah satu kitab karangan Imam Al-Ghazali dalam bidang akhlak-tasawuf yang bisa dipelajari umat Muslim. Secara bahasa, bidayatul hidayah artinya “permulaan petunjuk Allah”.
ADVERTISEMENT
Kitab Bidayatul Hidayah menjadi panduan bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai petunjuk Allah. Melalui kitab ini, Imam Al-Ghazali ingin membimbing setiap Muslim untuk menjadi pribadi yang baik dan utuh dalam pandangan Allah maupun manusia.
Mengutip jurnal Peran Kajian Kitab Bidayatul Hidayah sebagai Pedoman Ibadah Santri karya Lutfie Fachrur Razie dan Johari, Bidayatul Hidayah sering diajarkan dan dikaji bersama di lingkungan pesantren. Bahkan, beberapa pesantren menjadikan kitab ini sebagai syarat bagi para santri untuk mendalami kitab akhlak yang lebih tinggi lagi.
Di kalangan masyarakat awam, Kitab Bidayatul Hidayah dikaji sebagai pemantapan iman dan amal salih. Lantas, seberapa penting Bidayatul Hidayah untuk dipelajari? Agar lebih memahaminya, berikut rangkuman isi kitab Bidayatul Hidayah karangan Imam Al-Ghazali sebagai panduan bagi umat Muslim.
ADVERTISEMENT
Kandungan Kitab Bidayatul Hidayah
Secara garis besar, Bidayatul Hidayah mengajarkan konsep ketakwaan, yakni melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Mengutip jurnal Pembelajaran Kitab Bidayat Al-Hidayah dalam Membina Peserta Didik MA Unggulan Al-Hikmah Pasir Mijen tulisan Muhammad Nur Hadi, ada tiga aspek utama yang dibahas dalam kitab ini, yakni:
1. Ketaatan
Bagian ini secara khusus membahas apa saja yang harus dilakukan umat Muslim agar selalu mengingat Allah. Menurut Imam Al-Ghazali, perbuatan yang dilakukan seseorang hendaknya didasari karena Allah SWT.
“Ketika bangun dari tidur, maka harus bangun sebelum keluarnya matahari, dan permulaan yang keluar dari hati kamu, dan dari mulut kamu harus selalu mengingat Allah SWT.”
Pembahasan tersebut dituangkan dalam beberapa bab yang memaparkan soal adab, mulai dari adab berpakaian, adab mandi, adab masuk dan keluar masjid, hingga adab ibadah, seperti adab solat dan adab berpuasa.
2. Meninggalkan Maksiat
ADVERTISEMENT
Untuk menjadi manusia berakhlak mulia, diperlukan sikap-sikap yang dapat membantu mewujudkannya. Salah satu caranya yaitu menjaga diri secara lahir dan batin dengan menjauhi hal-hal maksiat. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya beruntunglh orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams: 9-10)
Pada pembahasan ini, Imam Al-Ghazali tidak lupa memaparkan apa saja yang harus dilakukan umat Muslim untuk menyucikan dirinya, antara lain menjaga lisan, menjaga mata dan telinga, menjaga kemaluan, serta menghindari keangkuhan dan kesombongan.
3. Etika Pergaulan Sosial
Bagian ini menegaskan bahwa seorang Muslim tidak hanya harus menjaga hubungannya dengan Allah SWT, tetapi juga dengan sesama manusia lainnya. Caranya adalah menjaga etika dan hubungan baik dengan orangtua, sahabat, orang yang baru dikenal, hingga orang awam.
ADVERTISEMENT
(ADS)