Memahami Jejer dan Unsur-unsur Pidato dalam Bahasa Sunda

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
27 Juli 2021 10:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi jejer dalam pidato bahasa Sunda. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jejer dalam pidato bahasa Sunda. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Jejer nyaeta tema atawa poko pikiran nu aya dina cacaritaan atawa paguneman. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, kalimat bahasa Sunda tersebut berbunyi: Jejer adalah tema atau pokok pikiran yang ada di dalam cerita atau percakapan.
ADVERTISEMENT
Sama halnya dengan bahasa Indonesia, dalam bahasa Sunda ada juga tema yang menjadi pokok masalah dalam sebuah cerita atau percakapan. Misalnya, jejer pendidikan, sosial, budaya, dan sebagainya.
Jejer juga berarti subjek. Suatu kalimat dikatakan sempurna apabila memiliki unsur-unsur SPOK, yaitu subjek, predikat, dan keterangan. Dalam bahasa Sunda, subjek disebut dengan jejer. Sedangkan predikat disebut caritaan, objek tetap objek, dan keterangan tetap disebut keterangan. Misalnya, kalimat “Kuring keur maca buku di perpustakaan.”. Dalam kalimat itu, kata “kuring adalah subjek atau jejer.
Jejer sebagai tema adalah unsur yang penting dalam berbagai teks. Sebut saja teks berita, sajak atau kawih, dan pidato. Semua teks itu membutuhkan jejer agar topik yang dibahas menjadi lebih jelas dan tidak melebar ke mana-mana.
ADVERTISEMENT
Jejer dalam teks pidato tidak bisa berdiri sendiri, ada unsur lain yang tak kalah penting dan sangat dibutuhkan agar teks tersebut lebih lengkap dan sempurna. Berikut penjelasannya.

Unsur-unsur Pidato dalam Bahasa Sunda

Ilustrasi membaca pidato. Foto: Unsplash
Dalam bahasa Sunda, pidato disebut juga dengan biantara. Mengutip buku Pamekar Diajar Basa Sunda yang diterbitkan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, biantara terdiri atas beberapa bagian, yaitu pembuka, isi, dan bagian penutup.
Di bagian pembuka diawali dengan salam, biasanya berupa kalimat Assalamualaikum atau disesuaikan dengan tema pidato. Dalam bagian ini juga disampaikan ucapan penghormatan kepada para hadirin yang telah datang mendengar pidato tersebut.
Bagian isi menyampaikan isi atau maksud dari biantara. Lalu, biantara diakhiri dengan bagian penutup. Biasanya berisi kalimat terima kasih kepada hadirin dan ditutup dengan salam penutup.
ADVERTISEMENT
Adapun unsur-unsur pidato dalam bahasa Sunda di antaranya:
1. Orang yang Membaca Pidato
Dalam bahasa Sunda, orang yang membaca pidato disebut dengan orator. Hal-hal yang perlu diperhatikan seorang orator antara lain vokalnya harus jelas, bahasa yang digunakan sopan, dan menggunakan bahasa Sunda yang halus.
2. Jejer (Tema)
Jejer adalah pokok pikiran atau topik yang dibahas dalam pidato. Tema menjadi landasan dan garis besar isi pidato sehingga dapat mempermudah penulisan isi dari seluruh rangkaian pidato. Jejer juga berguna agar topik pidato tidak melebar.
3. Bahan atau Materi Pidato
Merupakan isi dari pidato yang akan dibacakan. Bahan atau materi pidato disesuaikan dengan jejer yang telah ditentukan dan disusun berdasarkan struktur yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu pembuka, isi, dan penutup.
ADVERTISEMENT
4. Objek
Yang dimaksud dengan objek adalah orang yang dituju dalam pembacaan pidato. Dengan kata lain, jejer dan materi pidato harus sesuai dengan orang yang mendengarkan pidato tersebut agar informasi yang hendak disampaikan tepat sasaran. Misalnya, pidato tentang kesehatan lansia ditujukan untuk audiens yang sudah memasuki usia lansia, bukan kepada remaja.
(ADS)