Konten dari Pengguna

Memahami Kode ICD 10 DKA untuk Diagnosis Penyakit Dermatitis Kontak Alergi

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
15 November 2021 13:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kode IDC 10 DKA. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kode IDC 10 DKA. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Kode ICD 10 DKA menjadi hal penting yang perlu diketahui tenaga medis. Rangkaian kode ini dapat digunakan untuk memudahkan proses diagnosis penyakit Dermatitis Kontak Alergi (allergic contact dermatitis).
ADVERTISEMENT
Mengutip Panduan Praktik Klinik SMF llmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr Soetomo Surabaya, DKA adalah dermatitis yang terjadi akibat pejanan dengan bahan alergen di luar tubuh. Penyakit kulit ini dapat diperantarai oleh reaksi hipersensitivitas tipe 4 yaitu comb dan gel.
Kode ICD 10 telah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) untuk membantu tenaga medis mengklasifikasikan gejala dan tingkat keparahan suatu penyakit. Tidak hanya itu, kode ini juga bisa menjadi acuan yang tepat bagi pasien dalam proses penanganan dan pengobatannya.
Lantas, apakah itu DKA? Bagaimana penerapan kode ICD 10 dalam diagnosis penyakit ini?

Mengenal Dermatitis Kontak Alergi dan Kode ICD 10 DKA

Dermatitis kontak alergi atau DKA adalah ruam merah dan gatal yang disebabkan oleh kontak langsung dengan zat yang memiliki reaksi alergi terhadapnya. Ruam ini tidak menular dan mengancam jiwa, namun bisa membuat penderitanya merasa tidak nyaman.
ADVERTISEMENT
com-Ilustrasi anak gatal-gatal Foto: shutterstock
Banyak zat yang dapat menyebabkan reaksi DKA, di antaranya sabun, kosmetik, wewangian, perhiasan, dan lain-lain. Mengutip laman Washington University, tenaga medis mengklasifikasikan jenis penyebabnya melalui kode ICD 10 DKA berikut:
ADVERTISEMENT
Rangkaian kode di atas dapat digunakan tenaga medis untuk memudahkan proses pengobatan pasien. Mereka dapat memilih jenis penanganan yang tepat dan menjauhkan penyebab alerginya.
Menurut Mayo Clinic Staff, ruam dan gatal pada penyakit DKA tidak bersifat permanen. Gejalanya bisa hilang dalam 2-4 minggu jika pasien menghindari zat penyebabnya. Sebagai penanganan awal, pasien dapat mengompres kulitnya dengan air dingin, mengoleskan dengan krim antigatal, dan tidak menggaruknya.
Ilustrasi kaligata pada anak. Foto: Thinkstock
Dermatitis kontak biasanya terjadi pada area tubuh yang secara langsung terpapar zat penyebab alergi. Ruam biasanya berkembang dalam beberapa menit hingga jam setelah terpapar. Adapun tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Jika merasakan gejala tersebut, pasien disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Ini penting dilakukan untuk mencegah DKA menyebar ke area tubuh lain dan menyebabkan gatalnya semakin parah.
(MSD)