Konten dari Pengguna

Memahami Makna Rabu Abu bagi Umat Katolik

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
22 Februari 2023 10:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi makna Rmamma bu Abu (Unsplash).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makna Rmamma bu Abu (Unsplash).
ADVERTISEMENT
Rabu Abu atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan Ash Wednesday adalah hari penting bagi umat Katolik sekaligus hari pertama masa Pra-Paskah. Bagi umat Katolik yang merayakannya, Rabu Abu memiliki makna yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Setiap tahunnya, Rabu Abu jatuh pada 40 hari sebelum perayaan Paskah. Umumnya, umat Katolik akan melakukan misa di gereja serta melakukan puasa Rabu Abu.
Merujuk pada Ensiklopedia Britannica, puasa Rabu Abu berbeda dengan puasa pada umumnya. Puasa dan pantangan Rabu Abu bagi umat Katolik dilakukan hanya dengan satu kali makan lengkap dan ada pantangan mengonsumsi daging.
Lantas, apa arti di balik Rabu Abu dan apa saja tradisi dalam perayaannya? Berikut makna Rabu Abu yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

Bentuk Penyesalan dan Tobat

Ilustrasi makna Rmamma bu Abu (Pixabay).
Pada Rabu Abu, umat Katolik akan mengikuti misa di gereja dan disematkan abu dari imam atau pendeta di dahi mereka. Abu yang digoreskan membentuk tanda salib itu didapat dari perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Kanwil Kepri Kemenag, Minggu Palma adalah hari peringatan masuknya Yesus Kristus ke Kota Yerusalem sebelum disalibkan. Minggu Palma ini berlangsung pada hari Minggu sebelum Paskah.
Tak hanya sekadar menggoreskan abu, pendeta juga akan mengucapkan pesan atau nasihat yang berbunyi: “Dari debu Anda datang dan dari debu Anda akan kembali.”
Merujuk pada buku Kamus Alkitab dan Theologi karya Jonar Situmorang, penyematan abu di dahi sekaligus nasihat yang disampaikan oleh pendeta merupakan tanda sekaligus ajakan untuk bertobat pada masa Pra-Paskah. Ini juga menjadi tanda pengingat kematian Yesus.
Umat Katolik juga diajak turut menyesali pengorbanan Yesus dengan menggunakan abu dari daun palma yang sudah diberkati pada Minggu Palma. Sebab, mereka percaya bahwa Yesus datang secara sukarela dan mati demi menebus dosa-dosa umat manusia.
ADVERTISEMENT

Penebusan Dosa dan Perbaikan Diri

Ilustrasi makna Rmamma bu Abu (Pixabay).
Mengutip The Sun, ada tradisi yang berkembang di masyarakat untuk meninggalkan hal-hal yang disukai pada masa Pra-Paskah yang dimulai pada Rabu Abu. Pantangan tersebut bisa dalam bentuk makanan atau kebiasaan-kebiasaan buruk seperti merokok, menggigit kuku, minum alkohol, dan hal lain.
Bahkan, pengorbanan pada masa sekarang semakin beragam. Misalnya, bersumpah tidak akan bersikap atau berkata kasar di dunia nyata maupun media sosial.
Seluruh hal tersebut merupakan upaya yang dilakukan untuk membentuk diri sebagai orang yang lebih baik. Sebab, Rabu Abu dimaknai sebagai masa pertobatan, yang artinya adalah umat menyadari serta menyesali dosa-dosanya dan bertekad untuk kembali ke jalan yang benar.
ADVERTISEMENT
(NSA)