Memahami Makna Surat Al-Fatihah Ayat 5 dalam Alquran

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
4 Maret 2022 9:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Alquran. Foto:Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Alquran. Foto:Pixabay
ADVERTISEMENT
Surat Al-Fatihah tidak pernah lepas dari ibadah wajib umat Muslim dan selalu dibaca berulang-ulang dalam sholat. Dalam Alquran, Surat Al-Fatihah menjadi pembuka yang diturunkan di kota Mekkah sehingga tergolong ke dalam surat makiyah.
ADVERTISEMENT
Surat yang terdiri atas tujuh ayat ini sering disebut juga sebagai Ummul Qur’an, sebab merupakan induk dari semua isi Alquran dan paling banyak dibaca oleh kaum Muslim.
Muhammad Rasyid Ridha dan Tiar Anwar Bachtiar mengatakan dalam bukunya yang berjudul Tafsir Al-Fatihah, terdapat lima prinsip umum dalam Alquran . Pertama, perintah untuk mengesakan Allah SWT atau tauhid.
Kedua, kepastian janji-janji serta ancaman Allah SWT. Ketiga, beribadah kepada Allah SWT. Keempat, penjelasan mengenai jalan kebahagiaan. Kemudian yang terakhir adalah kisah-kisah yang harus diteladani atau dijauhi.
Kelima prinsip ini merupakan jaminan kebahagiaan hidup manusia di dunia maupun di akhirat nanti dan Surat Al-Fatihah secara keseluruhan mencakup kelima prinsip tersebut.
Lantas, apa makna Surat Al-Fatihah ayat 5 dan arti dari iyakanabudu waiyakanastain?
Ilustrasi berdoa kepada Allah SWT. Foto:Pixabay

Makna Surat Al-Fatihah Ayat 5: Iyyaaka Na’budu Wa Iyyaaka Nasta’in

Dilansir dari buku Tafsir Populer Al-Fatihah yang ditulis oleh Muhammad Alcaff, makna dari ayat kelima Surat Al-Fatihah adalah perintah beribadah dan memohon hanya kepada Allah SWT. Ayat ini secara tidak langsung mengajarkan prinsip tauhid.
ADVERTISEMENT
Tauhid merupakan ajaran yang paling penting untuk dipahami umat Islam. Oleh karena itu, dalam Surat Al-Fatihah tauhid tidak hanya diisyaratkan dalam ayat kedua yang berbunyi:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Artinya: “Segala puji kita persembahkan hanya untuk Allah SWT semata, Tuhan Pencipta dan Pemelihara seluruh alam, yaitu semua jenis makhluk.”
Melainkan Allah SWT juga melengkapinya dengan ayat kelima, yang berbunyi:
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ
Iyyaaka Na’budu Wa Iyyaaka Nasta’in.
Yang artinya adalah “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.”
Ilustrasi membaca Al-Qur'an. Foto:Pixabay
Ketika manusia melakukan ibadah sholat, sesungguhnya ia sedang menyerahkan dirinya kepada Sang Pencipta. Artinya, segala hal hanya difokuskan kepada Allah SWT.
Jika seseorang sibuk memikirkan hal lain dan tidak meresapi hakikat sholat saat beribadah dan menghadap Allah SWT, berarti ia sedang melakukan kesyirikan dalam ibadahnya. Hal ini tentunya bertentangan dengan makna ibadah yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Ayat ini meluruhkan akar kemusyrikan dan penyembahan berhala yang menyebar di seluruh umat manusia, yaitu menjadikan makhluk selain Allah SWT sebagai penolong dan diyakini memiliki kekuatan ghaib.
Tapi bukan berarti ayat kelima Surat Al-Fatihah ini lebih unggul dibandingkan enam ayat lainnya. Ketika sholat dan menghayati makna Surat Al-Fatihah secara keseluruhan, seorang Muslim akan mendapatkan banyak manfaat, yaitu hakikat sholat yang mampu mencegah dari perbuatan keji dan munkar, pertolongan Allah SWT melalui sholat, serta terhindar dari rasa gelisah di dalam hati.
(IMR)