Konten dari Pengguna

Memahami Skala Likert, Metode Riset dalam Penelitian Ilmiah

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
11 Oktober 2022 17:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi skala likert. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi skala likert. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Skala likert adalah salah satu skala psikometrik yang umum digunakan dalam riset berupa survei. Metode ini banyak dipakai mahasiswa dalam menyusun tugas akhir, skripsi, maupun penelitian ilmiah lainnya.
ADVERTISEMENT
Nama skala likert diambil dari pengembangnya, Rensis Likert yang merupakan ahli psikolog dari Amerika Serikat. Likert mulai menggunakan skala tersebut pada 1932 untuk mengukur sikap masyarakat.
Mengutip jurnal Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Website, Citra Instansi terhadap Kepuasan Masyarakat pada Kantor Administrasi Hukum Umum Cikini Jakarta karya Muhammad Rusakamto, Sugiyono mendefinisikan skala likert sebagai metode yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial tertentu.
Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Lalu, indikator tersebut dijadikan sebagai acuan untuk menyusun item instrumen berupa pertanyaan ataupun pernyataan. Jawaban setiap item tersebut bisa sangat positif hingga sangat negatif.
Untuk melakukan survei dengan skala likert, Anda dapat memberikan pertanyaan atau pernyataan kepada responden secara langsung maupun online melalui internet, misalnya menggunakan Google Form.
ADVERTISEMENT
Agar lebih memahaminya, simak cara penggunaan skala likert dan contohnya dalam artikel berikut ini.

Skala Likert

Ilustrasi skala likert. Foto: Pixabay
Secara sederhana, skala likert digunakan untuk mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan seseorang terhadap suatu objek. Nantinya, responden akan menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan/pernyataan dengan memilih salah satu pilihan yang tersedia.
Dijelaskan dalam jurnal Otomatisasi Metode Penelitian Skala Likert Berbasis Web oleh Suzuki Syofian dkk., biasanya ada lima pilihan skala yang disediakan, mulai dari sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, hingga sangat tidak setuju.
Contohnya pernyataan “Saya sering menggunakan ojek online karena biayanya lebih terjangkau.” Untuk menanggapinya, responden dapat memilih satu di antara beberapa pilihan yang tersedia.
Masing-masing pilihan tersebut diberi skor yang berbeda, misalnya sangat setuju diberi skor 5, setuju diberi skor 4, netral diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2, dan tidak setuju skornya 1.
ADVERTISEMENT
Ada pula yang menyediakan pilihan lain, seperti setuju, agak setuju, ragu-ragu, agak tidak setuju, dan tidak setuju. Semua tergantung pada pertanyaan/pertanyaan yang diberikan.

Cara Menganalisis Skala Likert

Ilustrasi menganalisis skala likert. Foto: Unsplash
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menganalisis skala likert. Berikut penjelasannya:

1. Analisis Frekuensi

Pada dasarnya, skala likert hanya memiliki dua hasil, yaitu setuju dan tidak setuju. Jadi, analisisnya dapat berupa frekuensi (banyaknya) atau proporsinya (persentase). Dalam kuesioner seperti ini, pilihan “netral” biasanya ditiadakan.
Contoh, dengan responden sebanyak 100 orang, ada 30 orang (30%) yang sangat setuju, 50 orang (50%) yang setuju, 15 orang (15%) yang tidak setuju, dan 5 orang (5%) yang sangat tidak setuju.
Untuk menganalisisnya, Anda dapat menggabungkan yang sangat setuju dengan yang setuju sehingga menjadi 80 orang dan yang tidak setuju dengan yang sangat tidak setuju sehingga menjadi 20 orang.
ADVERTISEMENT

2. Analisis Terbanyak

Analisis skala likert lainnya yaitu menggunakan “mode” atau yang terbanyak. Jika menggunakan contoh yang sama, maka yang terbanyak (50%) menyatakan setuju.
(ADS)