Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Memaknai Ujian Sakit dari Allah, Hikmah dan Keutamaannya
22 Februari 2023 15:13 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sakit merupakan sebuah kondisi ketika seseorang merasakan terdapat nyeri pada tubuhnya. Sebagai seorang Muslim , bagaimanakah cara kita menyikapi ujian sakit dari Allah SWT? Bolehkah kita berkeluh kesah?
ADVERTISEMENT
Menurut Ali Yafie dkk dalam buku 'akit Menguatkan Iman, Uraian Pakar Medis dan Spiritual, sakit merupakan sebuah keadaan yang wajar yang terjadi pada tubuh setiap orang. Oleh karena itu, tidak perlu berkeluh kesah atas penyakitnya, tapi fokuslah pada penyembuhan.
Selain fokus pada pengobatan, seorang Muslim juga dianjurkan untuk dapat memaknai ujian sakit dari Allah tersebut dengan penuh keimanan. Dengan begitu, ujian sakit yang diberikan Allah padanya dapat mendatangkan kebaikan.
Hikmah Ujian Sakit dari Allah
Sesungguhnya setiap ujian yang diberikan kepada umat Islam , tidak lain adalah untuk mendatangkan kebaikan. Kebaikan itu dapat berupa introspeksi diri untuk menjadi lebih baik, latihan kesabaran, atau bahkan menjadi penyebab datangnya rahmat dari Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Ditinjau dari dimensi antara hamba dengan Allah SWT, terdapat tiga hikmah dari ujian sakit. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Penggugur Dosa
Rasulullah SAW bersabda,
"Tidak ada seorang Muslim pun yang ditimpa gangguan semacam tusukkan duri atau yang lebih berat daripadanya melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta digugurkan dosa-dosanya. Sebagaimana pohon kayu menggugurkan daun-daunnya," (Hadits Riwayat Muttafaq Alaih).
Musibah sakit yang diberikan kepada seorang Muslim adalah untuk menggugurkan dosa yang pernah dilakukannya akibat melanggar perintah Allah SWT. Seperti sakit perut yang diakibatkan melanggar perintah Allah untuk memakan makanan yang halalan toyyiban.
Selain itu, hal ini juga menunjukkan akan kasih sayang Allah kepada hambanya. Allah tidak menginginkan hambanya terjerumus dalam lubang dosa, sehingga Allah memberikan kesempatan kepadanya untuk membersihkan diri dari dosa.
ADVERTISEMENT
2. Penguji Kualitas Kesabaran
Sakit dan sehat merupakan takdir dari Allah SWT. Apabila seorang Muslim mampu melewati ujian tersebut dengan kesabaran dan keikhlasan, Allah SWT akan mengganjarnya dengan pahala berlimpah.
Allah juga menjanjikan untuk mempermudah urusannya di akhirat kelak saat seorang Muslim yang ditimpa ujian sakit. Syaratnya, ia harus tetap sabar, ikhlas, dan berikhtiar untuk mencari kesembuhan.
Allah berfirman dalam surat Al-An'am ayat 18-18 yang berbunyi:
Artinya: “Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkan selain Dia, dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia maha kuasa atas segala sesuatu, dan Dialah yang berkuasa atas hamba-hamba Nya. Dan Dia maha bijaksana." (Al-An'am : 17-18)
3. Meningkatkan Derajat Diri
Kita tentu masih mengingat dengan kisah Nabi Ayub AS, yang Allah timpa sakit bertahun-tahun hingga membuatnya dijauhi oleh semua orang termasuk keluarganya sendiri. Nabi Ayub AS adalah gambaran seorang hamba yang tetap menunjukan rasa syukur dan zikir di tengah kondisi sakitnya.
ADVERTISEMENT
Allah pun menghadiahi Nabi Ayub atas kesabaran dan tawakalnya dengan mengembalikan semua nikmat yang pernah dianugerahkan kepadanya dan mengangkat derajatnya menjadi lebih tinggi.
Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda:
"Orang yang banyak mendapat ujian adalah para nabi, kemudian orang-orang yang lebih dekat derajatnya kepada mereka secara bertingkat dan berurutan. Seseorang diuji berdasarkan ketaatannya kepada agamanya. Jika ia sangat kukuh kuat dalam agamanya, sangat kuat pula ujian kepadanya. dan jika ia lemah dalam agamanya, maka Allah mengujinya sesuai dengan tingkat ketaatannya kepada agamanya. Demikianlah bala dan ujian itu senantiasa ditimpakan kepada seorang hamba sampai ia dibiarkan berjalan di muka bumi tanpa dosa apapun," (Hadits Riwayat Tirmidzi).
Keutamaan Orang yang Sakit dalam Islam
Menurut ajaran agama Islam, beberapa keutamaan yang diperoleh oleh orang yang ditimpa ujian sakit adalah:
ADVERTISEMENT
1. Doa Orang Sakit Termasuk Mustajab
Diriwayatkan dari Umar RA, Rasulullah SAW bersabda:
"Jika kamu datang mengunjungi si sakit, maka mintalah ia berdoa untukmu karena doanya seperti doa malaikat (yakni besar kemungkinan dikabulkan)" (Hadits Riwayat Ibnu Majah)
2. Bagi orang yang cacat kemudian ia bersabar, Allah menjanjikan surga baginya
Diriwayatkan oleh Anas RA, Rasulullah SAW bersabda:
"Jika Allah menguji hambaNya dengan menghilangkan penglihatan kedua mata yang sangat dicintainya kemudian ia sabar, Allah akan menggantinya dengan surga," (Hadits Riwayat Ahmad).
3. Orang yang bersabar dengan sakitnya termasuk penduduk surga
Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata kepadaku:
"Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?”
Aku menjawab: “Ya”.
Ia berkata: “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata:
'Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.’
ADVERTISEMENT
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’
Wanita itu menjawab:‘Aku pilih bersabar.’
Lalu ia melanjutkan perkataannya: ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’
Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
(PHR)