Mengapa Bayi Nabi Musa Dihanyutkan di Sungai Nil? Ini Kisahnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
28 Maret 2023 18:15 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengapa bayi Nabi Musa dihanyutkan di Sungai Nil (Pexels).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengapa bayi Nabi Musa dihanyutkan di Sungai Nil (Pexels).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nabi Musa AS pernah dihanyutkan oleh ibu kandungnya di Sungai Nil saat beliau masih bayi. Alasan mengapa bayi Nabi Musa dihanyutkan di Sungai Nil bukanlah rahasia di kalangan umat Islam.
ADVERTISEMENT
Menurut Ummu Faris dalam buku Nabi Musa AS: Sang Pembelah Lautan, kejadian itu berlangsung saat nabi ke-14 itu berusia tiga bulan. Nabi Musa lahir di Mesir pada 1527 SM.
Saat itu, ibu kandung Nabi Musa mendapat perintah dari Allah untuk menyembunyikan bayinya dalam peti dan menghanyutkannya ke Sungai Nil. Bagaimana kisah lengkapnya?

Alasan Mengapa Nabi Musa Dihanyutkan ke Sungai Nil

Ilustrasi mengapa bayi Nabi Musa dihanyutkan di Sungai Nil (Pexels).
Kisah Nabi Musa yang sempat dihanyutkan ibunya ke Sungai Nil itu tertulis dalam Al-Quran surat Al-Qasas ayat 7 yang berbunyi:
وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اُمِّ مُوْسٰٓى اَنْ اَرْضِعِيْهِۚ فَاِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَاَلْقِيْهِ فِى الْيَمِّ وَلَا تَخَافِيْ وَلَا تَحْزَنِيْ ۚاِنَّا رَاۤدُّوْهُ اِلَيْكِ وَجَاعِلُوْهُ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ
Artinya: Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa,“Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil).
ADVERTISEMENT
Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.”
Berdasarkan tafsir Tahlili yang dilansir dari laman Kemenag, ayat itu menggambarkan kekhawatiran ibu Nabi Musa setelah melahirkan anaknya. Sebab saat itu Mesir tengah dipimpin oleh Firaun, raja yang terkenal kejam dan zalim.
Dalam surat yang sama, Allah menceritakan Firaun sebagai raja yang telah berperilaku sewenang-wenang, bahkan melewati batas. Ia menindas kelompok Bani Israil dengan menyembelih anak laki-laki mereka dan hanya memperbolehkan anak perempuan hidup meski akhirnya dipermalukan.
Dikutip dari buku Kisah Teladan Menakjubkan 25 Nabi & Rasul karya Lisdy Rahayu, kejahatan itu dilakukan Firaun karena takut akan ramalan para ahli tafsir tentang mimpi buruknya.
ADVERTISEMENT
Disebutkan bahwa akan lahir anak laki-laki dari Bani Israil yang akan membunuhnya dan menghancurkan Mesir. Sejak saat itulah Firaun mulai membantai setiap anak laki-laki kaum Bani Israil.
Kekejaman itu membuat ibu Nabi Musa dilanda kecemasan luar biasa karena telah menyembunyikan fakta kelahiran anaknya. Beliau pun akhirnya berdoa dan memohon kepada Allah agar bayinya diselamatkan dari maut yang mengancam sang anak.
Dalam keadaan itulah, Allah membisikkan ilham kepada ibu Nabi Musa. Dalam ilhamnya itu, Allah menyuruh beliau menghanyutkan anaknya ke Sungai Nil saat merasakan tanda-tanda keberadaan bayinya diketahui Firaun dan mata-matanya.
Sebagaimana disampaikan pada ayat tersebut, Allah menyuruh ibu Nabi Musa untuk tidak khawatir ataupun ragu-ragu. Sebab Dia berjanji akan menjaga anaknya dan mengembalikannya.
ADVERTISEMENT
Allah bahkan berjanji sang anak akan menjadi rasul-Nya. Bayi tersebut lah yang nantinya akan berdakwah kepada Firaun, raja yang kejam.
Perintah Allah ini diberikan bukan tanpa alasan. Sebab Nabi Musa telah ditakdirkan Allah sebagai penolong kaum Bani Israil, penghancur kekuasaan dan penakluk negara yang selama ini berada di tangan Firaun.

Kisah Nabi Musa Dihanyutkan Ibunya ke Sungai Nil

Ilustrasi mengapa bayi Nabi Musa dihanyutkan di Sungai Nil (Pexels).
Ilham itu kemudian dilaksanakan oleh ibu Nabi Musa. Ia menghanyutkan anaknya sesuai petunjuk Allah. Hingga akhirnya peti berisi Nabi Musa bayi itu tersangkut di sebuah pohon di tepi Sungai Nil dan ditemukan oleh istri Firaun.
Kisah lengkap perjalanan Nabi Musa setelah ditemukan oleh keluarga Firaun itu dijelaskan Allah dalam surat Al-Qasas ayat 8 - 14 yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
فَالْتَقَطَهٗٓ اٰلُ فِرْعَوْنَ لِيَكُوْنَ لَهُمْ عَدُوًّا وَّحَزَنًاۗ اِنَّ فِرْعَوْنَ وَهَامٰنَ وَجُنُوْدَهُمَا كَانُوْا خٰطِـِٕيْنَ (8) وَقَالَتِ امْرَاَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّيْ وَلَكَۗ لَا تَقْتُلُوْهُ ۖعَسٰٓى اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ (9)وَاَصْبَحَ فُؤَادُ اُمِّ مُوْسٰى فٰرِغًاۗ اِنْ كَادَتْ لَتُبْدِيْ بِهٖ لَوْلَآ اَنْ رَّبَطْنَا عَلٰى قَلْبِهَا لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ (10)
وَقَالَتْ لِاُخْتِهٖ قُصِّيْهِۗ فَبَصُرَتْ بِهٖ عَنْ جُنُبٍ وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ ۙ(11) وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ الْمَرَاضِعَ مِنْ قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰٓى اَهْلِ بَيْتٍ يَّكْفُلُوْنَهٗ لَكُمْ وَهُمْ لَهٗ نٰصِحُوْنَ (12) فَرَدَدْنٰهُ اِلٰٓى اُمِّهٖ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ اَنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ ࣖ (13) وَلَمَّا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَاسْتَوٰىٓ اٰتَيْنٰهُ حُكْمًا وَّعِلْمًاۗ وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ (14).
Artinya: Maka dia dipungut oleh keluarga Firaun agar (kelak) dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sungguh, Firaun dan Haman bersama bala tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.
ADVERTISEMENT
Dan istri Firaun berkata,“(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak,” sedang mereka tidak menyadari.
Dan hati ibu Musa menjadi hampa. Sungguh, hampir saja dia mengatakannya (rahasia tentang Musa), seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah).
Dan dia (ibunya Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, “Ikutilah dia (Musa).” Maka kelihatan olehnya (Musa) dari jauh, sedang mereka tidak menyadarinya.
Dan Kami cegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia (saudaranya Musa),
“Maukah aku tunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik padanya?”
ADVERTISEMENT
Maka Kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah adalah benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.
Dan setelah dia (Musa) dewasa dan sempurna akalnya, Kami anugerahkan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
(NSA)