Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Mengapa Cengkih Memiliki Nilai yang Tinggi di Masa Lampau? Ini Alasannya
10 Desember 2023 12:19 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ternyata, tingginya nilai cengkih disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya yaitu permintaan (demand) masyarakat terhadap cengkih lebih tinggi dibandingkan ketersediaannya (supply).
Di samping permintaannya yang banyak, ternyata ada penyebab lain mengapa cengkih memiliki nilai yang tinggi di masa lampau. Apa saja? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini.
Alasan Cengkih Memiliki Nilai yang Tinggi
Cengkih merupakan salah satu rempah-rempah yang khas di Indonesia. Jenis rempah ini biasa digunakan dalam proses pembuatan rokok kretek dan aromaterapi di beberapa wilayah.
ADVERTISEMENT
Persebarannya di Indonesia cukup luas. Seorang pedagang Venesia bernama Nicolo Conti meyakini bahwa cengkeh berasal dari Pulau Banda dan pulau-pulau lain di sekitarnya.
Sementara ahli botani menyatakan bahwa cengkeh berasal dari kepulauan Maluku meliputi Pulau Ternate, Tidore, Makian, Moti, Weda, Maba, Bacan, dan Pulau Rote di selatan. Karena persebaran yang luas ini, persediaan atau stok cengkih pun meningkat.
Hal ini selaras dengan permintaannya yang jauh melesat. Tidak hanya pedagang Indonesia, pedagang dari negara lain seperti Portugis, China, Arab, dan India pun berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk membeli rempah ini.
Tome Pires dalam bukunya yang berjudul Summa Oriental que trata do Mar Roxo ate aos Chins (Ikhtisar Wilayah Timur: dari Laut Merah hingga negeri China) pernah menuliskan:
ADVERTISEMENT
“Para Pedagang Melayu berkata bahwa Tuhan telah menciptakan Timor untuk kayu cendana, Banda untuk pala, dan Maluku untuk cengkih. Barang dagangan ini tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia kecuali di ketiga tempat ini. Saya telah bertanya kepada banyak orang dengan sangat cermat dan sabar, mengenai apakah ketiga komoditas tersebut dapat ditemukan di tempat lain, dan semua orang menjawab tidak.”
Hal ini membuktikan bahwa cengkih amat terkenal pada masa itu. Bahkan disebutkan bahwa pada zaman penjajahan cengkeh merupakan komoditi yang lebih berharga daripada emas.
Ketika Konstantinopel runtuh pada tahun 1453, jalur perdagangan rempah dari Asia Selatan terputus. Akibatnya harga cengkeh semakin meroket. Ekspedisi untuk mendapatkan rempah pada abad ke-16 bisa mendatangkan keuntungan hingga 400%.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, kekayaan alam ini belum bisa dimanfaatkan dengan optimal oleh masyarakat pribumi. Alhasil, VOC pun memonopoli perdagangan cengkih di Nusantara demi meraup keuntungan yang besar.
Itulah yang menjadi alasan VOC menempatkan markas besarnya di Ternate selama tiga periode, yaitu pada masa jabatan Gubernur Jenderal Pieter Both (1610–1614), Gerard Reynst (1614–1615), hingga Dr. Laurens Learel (1615–1619).
(MSD)