Mengapa Imlek Identik dengan Warna Merah? Ini Maknanya dalam Budaya Tionghoa

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
31 Januari 2022 15:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi makanan Imlek Kue Keranjang. Foto: Ika Rahma H/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makanan Imlek Kue Keranjang. Foto: Ika Rahma H/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjelang tahun baru Imlek, ornamen dan tradisi khas Tiongkok menghiasi berbagai tempat. Mulai dari lampion, angpau, lilin, barongsai hingga pakaian, semua identik dengan warna merah keemasan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut sering memunculkan pertanyaan khususnya dari masyarakat awam, mengapa Imlek identik dengan warna merah? Jawabannya karena warna tersebut sudah menjadi kebudayaan masyarakat Tionghoa sejak dahulu kala.
Warna merah dipercaya bisa membawa keberuntungan bagi mereka. Mengutip buku Rahasia Mewarnai Hari Berujung Prestasi karya Juliansyah Rizal (2021), warna merah melambangkan kesenangan, keberhasilan, dan pembawa nasib baik.
Bagaimana sejarah warna merah dalam budaya Tiongkok? Ulasan berikut akan membahasnya secara khusus untuk Anda.

Sejarah Warna Merah dalam Tradisi Tiongkok

Ilustrasi Imlek. Foto: aslysun/Shuttterstock
Warna merah sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu oleh masyarakat Tionghoa. Warna ini identik dengan api dan energi yang melambangkan vitalitas, perayaan, keberuntungan, serta kemakmuran.
Warna merah juga dikenal dalam kisah legenda zaman dahulu. Mengutip laman Of Leather and Lace, kala itu ada sosok monster bernama “Nian” yang berwujud setengah banteng dan memiliki kepala singa.
ADVERTISEMENT
Monster ini keluar pada malam Imlek untuk melahap penduduk desa, tanaman, dan hewan ternak. Meski terlihat buas, ternyata Nian takut dengan api, suara ledakan, dan warna merah.
Mengetahui kelemahan tersebut, masyarakat Tionghoa pun berinisiatif mengenakan pakaian bernuansa merah, menyalakan petasan, dan memainkan drum. Nian pun berhasil dikalahkan dan masyarakat kembali meraih kemakmuran.
Ilustrasi Imlek. Foto: 1981 Rustic Studio kan/Shutterstock
Secara filosofis, warna merah melambangkan keberanian dan keberuntungan. Dalam budaya Tionghoa warna merah dipercaya bisa membawa energi positif, kesuburan, dan keberkahan di tahun baru Imlek.
Menurut tradisi, warna merah dipercaya bisa menghilangkan kesedihan dan mendatangkan kebahagiaan. Tidak hanya saat Imlek, warna ini juga banyak digunakan saat festival dan acara penting lainnya seperti pernikahan.
Dijelaskan dalam buku Encountering Chinese: A Modern Country, An Ancient Culture, selain merah, Imlek juga identik dengan warna kuning keemasan. Dalam tradisi China, warna ini melambangkan kehangatan, kemakmuran, kesejahteraan, kekayaan, dan kebahagiaan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, warna emas juga menjadi lambang keagungan dan kewibawaan. Pada zaman kuno, warna ini biasa digunakan oleh keluarga kekaisaran, pangeran, dan anak raja.
(MSD)