Konten dari Pengguna

Mengapa Manusia Disebut Makhluk Ekonomi? Ini Penjelasannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
3 Februari 2021 16:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pakaian Rapi Manusia Berpendidikan Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pakaian Rapi Manusia Berpendidikan Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Selain menjadi makhluk sosial, manusia juga disebut sebagai makhluk ekonomi atau homo economicus. Melansir jurnal Homo Economicus oleh B. Herry Priyono, istilah tersebut berasal dari Adam Smith, seorang peletak dasar ilmu ekonomi modern.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, manusia disebut sebagai makhluk ekonomi karena manusia selalu berupaya memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan ilmu dan prinsip ekonomi. Hal ini dilakukan guna mencapai kesejahteraan hidup.
Untuk memenuhi kebutuhan, manusia akan melakukan pengorbanan dengan bekerja. Mereka juga memperhitungkan biaya dan tenaga yang keluar serta keuntungan yang didapatkan.
Manusia sebagai makhluk ekonomi dapat dikenali dengan beberapa karakteristrik, di antaranya:
Sejatinya, kebutuhan manusia satu dengan yang lain cenderung berbeda. Perbedaan kebutuhan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
ADVERTISEMENT

Usia dan Lingkungan

Ilustrasi Pakaian Tebal Foto: Unsplash
Perbedaan usia, jenis kelamin, dan lingkungan akan mempengaruhi kebutuhan manusia. Sebagai contoh, masyarakat yang tinggal di daerah tropis tidak membutuhkan pakaian tebal.
Sementara itu penduduk negara empat musim memerlukan pakaian tebal untuk cuaca dingin. Kemudian, orang lanjut usia membutuhkan pakaian yang lebih tebal dibanding mereka yang lebih muda yang fisiknya lebih kuat.

Pendidikan

Ilustrasi Pakaian Rapi Foto: Unsplash
Pendidikan juga menjadi salah satu faktor terjadinya perbedaan kebutuhan. Manusia dengan tingkat pendidikan tinggi cenderung memiliki kebutuhan yang lebih besar dibandingkan masyarakat dengan pendidikan rendah. Misalnya, gaya berpakaian orang yang berpendidikan tinggi berbeda dengan masyarakat berpendidikan rendah.

Kemajuan IPTEK

Ilustrasi Ponsel Canggih Foto: Unsplash
Generasi muda cenderung menginginkan produk teknologi yang canggih dan terbaru. Sementara itu, generasi dewasa tidak mementingkan hal tersebut. Sebagai contoh, orang dewasa merasa puas ketika menggunakan ponsel dengan seri lama. Sedangkan, anak muda menginginkan ponsel canggih dan terbaru.
ADVERTISEMENT

Pendapatan

Ilustrasi Mobil Mewah Foto: Unsplash
Manusia yang memiliki pendapatan tinggi biasanya memiliki tingkat kebutuhan yang lebih banyak dibanding masyarakat dengan pendapatan rendah. Misalnya, masyarakat dengan pendapatan tinggi menginginkan kendaraan mahal dengan spesifikasi tinggi. Sedangkan, masyarakat dengan pendapatan rendah merasa puas dengan kendaraan spesifikasi standar.

Status Sosial

Ilustrasi Belanja untuk status sosialFoto: Unsplash
Semakin tinggi status seseorang, maka semakin banyak juga kebutuhannya. Biasanya, kebutuhan ini berusaha dipenuhi untuk mempertahankan status sosial yang disandang.
Contohnya adalah wanita dengan status sosial tinggi yang berusaha menggunakan barang-barang mahal agar dipandang oleh kelompok sosialita.

Perbedaan Selera

Ilustrasi pakaian feminim Foto: Unsplash
Setiap orang memiliki selera berbeda yang dapat mempengaruhi kebutuhan. Misalnya, wanita feminim memilih produk wanita seperti kosmetik, gaun, dan lainnya. Sedangkan, wanita yang tomboi memilih barang-barang yang bersifat maskulin dan simpel.
ADVERTISEMENT
(GTT)