Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Mengapa Nabi Muhammad SAW Mendapat Gelar Al Amin?
2 Maret 2021 16:39 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pemberian gelar ini bukan tanpa alasan. Sebagai pedagang, Nabi Muhammad tidak pernah berkata dusta demi keuntungan. Mengutip jurnal Analisis Etika Bisnis dan Marketing Nabi Muhammad SAW tulisan Ubbadul Adzkiya’, Nabi Muhammad digambarkan sebagai pribadi yang sangat baik dan jujur. Beliau selalu mengatakan dengan jujur tentang barang yang dijualnya, termasuk tentang kerusakan atau kejelekan barang tersebut.
Dalam buku Manajemen Bisnis Syariah tulisan Ali Hasan, Rasulullah SAW diceritakan selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan sesuai dengan kualitas yang diminta pelanggan.
Riwayat lain mengatakan bahwa Nabi Muhammad mendapat julukan Al Amin ketika masyarakat Mekkah merenovasi Ka’bah. Berikut ini adalah kisahnya.
Kisah Renovasi Ka’bah dan Gelar Al Amin Nabi Muhammad SAW
Melansir jurnal Kontribusi Pemikiran Muhammad SAW Pra dan Pasca Kenabian Era Makkiah tulisan tulisan Agus Jaya (2011), terjadi banjir besar di Mekkah ketika Nabi Muhammad berusia 35 tahun.
ADVERTISEMENT
Kaum Quraisy pun bermaksud membangun kembali Ka’bah yang hancur setelah diterjang banjir. Ketika pembangunan Ka’bah telah rampung, terjadi perselisihan sengit mengenai siapa yang berhak untuk meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya.
Semua kabilah bertekad untuk bisa meletakkan Hajar Aswad. Kemudian Abu Umayyah bin Mughiroh sebagai orang tertua di antara semua kabilah menawarkan jalan keluar.
“Barang siapa yang pertama kali masuk melalui pintu as-Shofa maka ialah yang berhak untuk mengambil kebijakan tentang peletakkan Hajar Aswad tersebut,” katanya.
Ternyata Allah SWT menakdirkan bahwa orang yang pertama kali memasuki pintu masjid adalah Nabi Muhammad SAW. Ketika melihat sang Nabi, mereka berkata: “Ini adalah al-Amin dan kami ridho terhadap keputusannya”.
Mereka pun menjelaskan apa yang terjadi kepada Nabi Muhammad. Beliau kemudian meminta kain lalu mengangkat Hajar Aswad ke atas kain tersebut dengan tanggannya.
ADVERTISEMENT
Beliau meminta setiap pemimpin kabilah untuk memegang ujung kain tersebut dan kemudian bersama-sama mengangkatnya menuju tempat Hajar Aswad. Nabi Muhammad mengangkat Hajar Aswad dari kain lalu meletakkannya di tempat semula.
Alhasil dengan keputusan yang bijaksana ini, hilanglah perselisihan di antara kaum Quraisy. Julukan Al Amin yang disandang Nabi Muhammad merupakan bukti bahwa beliau adalah orang yang sudah diakui kredibilitasnya di masyarakat Arab.
(ERA)