Konten dari Pengguna

Mengapa Nabi Muhammad SAW Mendapat Gelar Al Amin?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
2 Maret 2021 16:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kaligrafi Nabi Muhammad. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kaligrafi Nabi Muhammad. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Nabi Muhammad SAW telah menunjukkan kualitasnya sebagai manusia berakhlak mulia jauh sebelum menjadi Rasul. Hal ini telah diakui olah para penduduk Mekkah yang menyematkan gelar Al Amin atau orang yang dapat dipercaya kepada beliau. Mengapa Rasulullah mendapat gelar tersebut?
ADVERTISEMENT
Pemberian gelar ini bukan tanpa alasan. Sebagai pedagang, Nabi Muhammad tidak pernah berkata dusta demi keuntungan. Mengutip jurnal Analisis Etika Bisnis dan Marketing Nabi Muhammad SAW tulisan Ubbadul Adzkiya’, Nabi Muhammad digambarkan sebagai pribadi yang sangat baik dan jujur. Beliau selalu mengatakan dengan jujur tentang barang yang dijualnya, termasuk tentang kerusakan atau kejelekan barang tersebut.
Dalam buku Manajemen Bisnis Syariah tulisan Ali Hasan, Rasulullah SAW diceritakan selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan sesuai dengan kualitas yang diminta pelanggan.
Riwayat lain mengatakan bahwa Nabi Muhammad mendapat julukan Al Amin ketika masyarakat Mekkah merenovasi Ka’bah. Berikut ini adalah kisahnya.

Kisah Renovasi Ka’bah dan Gelar Al Amin Nabi Muhammad SAW

Menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Foto: Shutterstock
Melansir jurnal Kontribusi Pemikiran Muhammad SAW Pra dan Pasca Kenabian Era Makkiah tulisan tulisan Agus Jaya (2011), terjadi banjir besar di Mekkah ketika Nabi Muhammad berusia 35 tahun.
ADVERTISEMENT
Kaum Quraisy pun bermaksud membangun kembali Ka’bah yang hancur setelah diterjang banjir. Ketika pembangunan Ka’bah telah rampung, terjadi perselisihan sengit mengenai siapa yang berhak untuk meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya.
Semua kabilah bertekad untuk bisa meletakkan Hajar Aswad. Kemudian Abu Umayyah bin Mughiroh sebagai orang tertua di antara semua kabilah menawarkan jalan keluar.
“Barang siapa yang pertama kali masuk melalui pintu as-Shofa maka ialah yang berhak untuk mengambil kebijakan tentang peletakkan Hajar Aswad tersebut,” katanya.
Presiden Jokowi mencium Hajar Aswad. Foto: Dok. Istimewa
Ternyata Allah SWT menakdirkan bahwa orang yang pertama kali memasuki pintu masjid adalah Nabi Muhammad SAW. Ketika melihat sang Nabi, mereka berkata: “Ini adalah al-Amin dan kami ridho terhadap keputusannya”.
Mereka pun menjelaskan apa yang terjadi kepada Nabi Muhammad. Beliau kemudian meminta kain lalu mengangkat Hajar Aswad ke atas kain tersebut dengan tanggannya.
ADVERTISEMENT
Beliau meminta setiap pemimpin kabilah untuk memegang ujung kain tersebut dan kemudian bersama-sama mengangkatnya menuju tempat Hajar Aswad. Nabi Muhammad mengangkat Hajar Aswad dari kain lalu meletakkannya di tempat semula.
Alhasil dengan keputusan yang bijaksana ini, hilanglah perselisihan di antara kaum Quraisy. Julukan Al Amin yang disandang Nabi Muhammad merupakan bukti bahwa beliau adalah orang yang sudah diakui kredibilitasnya di masyarakat Arab.
(ERA)