Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Aksara Jawa Legena dan Sistem Penulisan Aksara Lainnya
2 Desember 2021 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Aksara yang dikenal dengan nama dentawyanjana ini identik dengan sifat silabik atau kesukukataan. Dengan begitu, aksara ini mampu membentuk kata-kata yang memiliki makna tanpa adanya imbuhan lain.
Agar lebih memahami aksara Jawa Legena, Anda bisa menyimak pembahasan di bawah ini.
Apa Itu Aksara Jawa Legena?
Aksara Jawa atau Hanacakra merupakan turunan aksara-aksara yang sudah ada sebelumnya. Aksara tradisional ini berkembang di Indonesia, khususnya Pulau Jawa.
Aksara Jawa mempunyai huruf kapital yang dikenal dengan aksara Murda. Aksara tersebut kerap digunakan untuk menulis nama lembaga, geografi, hingga gelar.
Aksara Jawa juga mempunyai aksara swara atau huruf vokal depan, lima aksara rekan dan pasangannya, sejumlah sandhangan untuk mengatur vokal, beberapa huruf khusus, tanda baca, serta tanda tata tulis.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, aksara Jawa Legena adalah 20 aksara Jawa dasar yang masih telanjang atau belum diberikan sandhangan atau penanda bunyi. Aksara ini disebut juga dengan Carakan Jawa atau Dentawyanjana. Hal ini dijelaskan dalam buku Gladhi Basa Jawa Kelas III untuk SD/MI karya Dhita Puspitasari Sukendro dan Triana Wahyu Susanti.
Denta sendiri mengandung arti “gigi”, sedangkan wyanjana berarti “aksara”. Jika diartikan secara keseluruhan, dentawyanjana adalah “aksara suara gigi”. Namun, beberapa orang juga mengartikan dentawyanjana sebagai aksara Jawa yang dimulai dari aksara legena ha hingga nga.
Seperti dikatakan sebelumnya, aksara Jawa Legena bersifat silabik. Artinya, aksara tersebut bisa dibentuk menjadi beberapa kata yang mengandung makna tanpa adanya sandhangan (pasangan) atau tanda lainnya. Setiap aksara dalam aksara Jawa Legena mencerminkan suku kata dengan vokal /a/ atau /Ɔ/.
ADVERTISEMENT
Untuk lebih jelasnya, simak aksara Jawa Legena berikut ini:
Sistem Penulisan Aksara Jawa Lainnya
Terdapat beberapa sistem penulisan aksara Jawa selain aksara Jawa Legena, berikut penjelasannya seperti dikutip dari Jurnal Peningkatan Keterampilan Membaca dan Menulis Huruf Jawa Nglegena Melalui Metode Iqro: Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2 Joho Prambanan Klaten oleh Yuli Indriani (2016):
1. Aksara Pasangan
Aksara Pasangan merupakan aksara yang digunakan untuk menekan agar vokal a pada aksara legena tidak muncul.
2. Aksara Murda
Aksara Murda diartikan sebagai penggunaan huruf kapital dalam aksara Latin. Aksara ini biasa digunakan untuk menulis nama-nama orang yang dihormati.
3. Aksara Swara
Aksara Swara mengacu pada huruf vokal bebas. Askara swara dalam carakan, meliputi a, i, u, e, o. Aksara ini digunakan untuk menulis kata-kata asing, sehingga ucapannya jelas.
ADVERTISEMENT
4. Aksara Rekan
Aksara ini merupakan aksara-aksara carakan yang ditambahkan tanda dhiakritik berupa tiga buah “cecak”. Tujuannya untuk melambangkan fonem bahasa serapan dari manca negara.
(GTT)