Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Apa Itu Moksa, Tujuan Akhir yang Diyakini oleh Umat Hindu
22 November 2022 13:37 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Secara harfiah, moksa berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti membebaskan, memerdekakan, melepaskan, dan mengeluarkan. Sedangkan secara istilah, moksa adalah tujuan akhir dari umat Hindu untuk membebaskan dirinya dari keterikatan dunia.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia karya M. Ali Imron (2015), moksa dapat menjadi simbol kebebasan dari benda-benda duniawi dan terlepasnya atman dari pengaruh maya. Moksa dapat membuat umat Hindu bersatu kembali dengan sumber-Nya atau Brahman.
Orang yang telah mencapai moksa tidak akan merasakan reinkarnasi atau lahir lagi ke dunia karena tidak ada apapun yang mengikatnya. Ia telah bersatu secara sepenuhnya dengan Brahman.
Moksa menjadi tujuan hidup bagi umat Hindu. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang apa itu moksa beserta maknanya bagi umat Hindu yang bisa Anda simak.
Apa Itu Moksa, Kepercayaan yang Dianut Umat Hindu?
Mengutip Menyemai Benih Dharma Perspektif Multidisiplin karya Ni Komang Sutriyanti (2020), moksa adalah keadaan yang sama sekali berbeda dengan pencapaian surga . Moksa merupakan suatu kondisi ketika individu menyadari esensi dan realitas sejati dari alam semesta.
Sehingga ketika mencapai moksa, individu mengalami kemerdekaan dari kesan-kesan duniawi tanpa suka ataupun duka. Ia lepas dari belenggu samsara dan perbuatan karma yang melekati individu selama mengalami proses reinkarnasi.
ADVERTISEMENT
Dalam Bhagawadgita VII 19 disebutkan: “Pada akhir kelahiran manusia, orang yang berbudi (orang yang tidak lagi terikat oleh keduniawian) datang kepada-Ku karena (mereka) tahu Tuhan adalah segalanya, sungguh sukar dijumpai jiwa agung seperti itu.”
Sementara dalam Weda Smreti VI. 80 juga disebutkan: “Kalau memang dengan keputusan hatinya ia tidak mempedulikan ikatan-ikatan benda duniawi, ia menikmati kebahagiaan abadi di dunia ini maupun di dunia baka.”
Jiwatman atau atman yang masih dipengaruhi oleh maya, karma, dan samsara, akan senantiasa terikat mengembara dari satu kehidupan ke kehidupan yang lainnya. Tahapan ini dicapai sebelum manusia memperoleh kebebasan jiwatman tertinggi, yaitu moksa.
Ketika seseorang telah mencapai moksa, maka ia akan memperoleh kebahagiaan yang langgeng berupa ketenteraman rohani, bebas dari penjelmaan, serta manunggalnya atman atau ruh dengan Brahman.
Untuk mencapai moksa tersebut, seseorang harus menjalankan sembahyang batin dengan dharana (menetapkan cipta), dhyana (memutuskan cipta), dan samadhi (mengheningkan cipta). Dengan cara ini, manusia berangsur-angsur dapat mencapai tujuan hidupnya yang tertinggi.
ADVERTISEMENT
Tujuan hidup tersebut yaitu bebas dari segala ikatan keduniawian untuk bersatunya Atman dengan Brahman. Itulah kelima aspek Panca Sradha Tattwa yang disebutkan dalam kitab Weda, yaitu Rig Weda, Yajur Weda, Sama Weda, dan Atharwa Weda.
Moksa adalah suatu istilah untuk menyebutkan atma manusia telah kembali dalam kedudukan sejatinya sebagai bagian dari Brahman. Ia tidak mengalami kelahiran kembali, bebas dari punarbhawa atau samsara, serta mencapai kebahagiaan tertinggi.
Dalam khasanah Jawa, moksa sangat terkait dengan kata mukti atau mulia. Sehingga, ilmu moksa adalah ilmu untuk mukti, bukan ilmu untuk melenyapkan raga dari dunia.
(MSD)