Konten dari Pengguna

Mengenal Apa Itu SKS dalam Dunia Perkuliahan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
25 September 2024 16:13 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi kuliah. Foto: shuttertock.com.
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi kuliah. Foto: shuttertock.com.
ADVERTISEMENT
Siswa sekolah menengah yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah perlu memahami apa itu SKS. Sebab, mahasiswa sering berhubungan dengan SKS selama kuliah.
ADVERTISEMENT
SKS sendiri merupakan singkatan dari Satuan Kredit Semester. Istilah ini hanya digunakan di perguruan tinggi dan jarang disebut di pendidikan tingkat menengah.
Maka, wajar jika banyak siswa yang masih belum mengetahui apa itu SKS. Untuk memahaminya lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini.

Apa itu SKS?

ilustrasi apa itu SKS. Foto: pexels.com.
Berdasarkan Peraturan Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020, SKS merupakan takaran belajar yang dibebankan pada mahasiswa per semester dalam proses pembelajaran. Bobot SKS dalam setiap mata kuliah beragam, mulai dari dua hingga enam.
Bobot SKS juga menentukan durasi pertemuan tatap muka selama satu semester yang terdiri dari praktikum, penelitian, maupun KKN. Mata kuliah dengan bobot SKS lebih besar umumnya memiliki durasi pembelajaran yang lebih lama.
ADVERTISEMENT
Setiap mata kuliah memiliki jumlah SKS tertentu, yang menunjukkan besar usaha yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Satu SKS umumnya setara dengan satu jam perkuliahan tatap muka per minggu, lalu ditambah satu sampai dua jam belajar mandiri di luar kelas, selama satu semester.
Sitem SKS dalam setiap perguruan tinggi berbeda-beda. Ada yang mahasiswanya menentukan sendiri beban belajar dan mata kuliah yang diikutinya setiap semester. Ada juga pihak kampus yang menentukannya.
Biasanya, mahasiswa harus menyelesaikan sejumlah SKS untuk mendapatkan gelar sarjana atau pascasarjana. Setelah memahami apa itu SKS, calon mahasiswa juga perlu memahami apa saja aspek yang menentukan bobot SKS.

Aspek Penentu Bobot SKS Perguruan Tinggi

Ilustrasi penentu besaran bobot SKS. Foto:shutterstock.com.
Dikutip dari buku Panduan Kurikulum Berbasis OBE karya Ir. Zainal Arifin Hasibuan, dkk., besaran bobot SKS ditentukan oleh tiga aspek, yaitu:
ADVERTISEMENT
Dari ketiga aspek di atas, jumlah SKS bisa beragam pada satu mata kuliah dengan kategori dua, tiga, dan empat. Semakin tinggi jumlah SKS, artinya bobot pembelajaran mata kuliah tersebut juga semakin tinggi.
Bobot satu SKS sendiri setara dengan 160 menit kegiatan belajar per minggu per semester. Adapun, setiap mata kuliah minimal memiliki bobot satu SKS.
Untuk bentuk pembelajaran seperti kuliah, responsi, dan tutorial, satu SKS terdiri dari 50 menit kegiatan belajar di kelas, 50 menit tugas terstruktur, dan 60 menit belajar mandiri per minggu selama satu semester.
ADVERTISEMENT
Pada pembelajaran seminar atau kegiatan sejenis, satu SKS mencakup 100 menit kegiatan di kelas dan 70 menit belajar mandiri per minggu selama satu semester.
Sedangkan untuk pembelajaran seperti praktikum, penelitian, atau pengabdian kepada masyarakat, satu SKS setara dengan 170 menit kegiatan per minggu selama satu semester.
Lantas, berapa batas pengambilan SKS yang bisa diambil oleh mahasiswa? Berikut penjelasannya.

Batas Pengambilan SKS

Ilustrasi batas pengambilan SKS. Foto: unsplash.com.
Batas pengambilan SKS yang bisa diambil oleh mahasiswa biasanya ditentukan oleh dua hal, yakni jenjang pendidikan dan Indeks Prestasi Semester (IPS) yang diperoleh pada semester sebelumnya. Berikut penjelasannya.

1. Jenjang Pendidikan

Setiap tingkat pendidikan di perguruan tinggi memiliki jumlah SKS yang harus diselesaikan untuk bisa lulus. Untuk program diploma (D3), mahasiswa harus menyelesaikan 108 SKS, sementara untuk program S1, jumlahnya adalah 144 SKS.
ADVERTISEMENT
Program magister (S2) mengharuskan mengharuskan mahasiswa menyelesaikan minimal 36 SKS, dan Doktoral (S3) paling sedikit 42 SKS. Untuk pendidikan profesi, mahasiswa harus menempuh minimal 24 SKS.

2. Indeks Prestasi Semester

Jumlah SKS yang bisa diambil mahasiswa setiap semester juga ditentukan berdasarkan nilai IPS dari semester sebelumnya. Setiap mahasiswa harus mencapai IPS minimum agar bisa mengambil lebih banyak SKS di semester berikutnya.
Cara ini memungkinkan setiap mahasiswa untuk menyelesaikan studi lebih cepat karena dapat memenuhi persyaratan SKS dengan lebih efisien. Itulah alasan mengapa mendapatkan IPK yang tinggi menjadi penting di dunia perkuliahan.
Setiap universitas mungkin memiliki aturan berbeda terkait hal ini. Sebagai contoh, di UIN Sultan Syarif Kasim Riau, kebijakan pengambilan SKS berdasarkan IPS adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

Tujuan Penerapan SKS dalam Dunia Perkuliahan

Ilustrasi tujuan penerapan SKS di perkuliahan. Foto: unsplash.com
Berdasarkan laman unair.ac.id, sistem SKS dirancang untuk memudahkan mahasiswa dalam memilih mata kuliah dan menentukan beban studi setiap semester.
SKS juga membantu mengukur kemampuan mahasiswa dalam menentukan berapa banyak bobot yang bisa diambil. Mahasiswa yang memiliki IP tinggi dari semester sebelumnya bisa mengambil lebih banyak SKS di semester berikutnya hingga maksimal 24 SKS.
Namun, jika IP-nya rendah, mereka bisa mengambil lebih sedikit SKS agar beban studinya lebih ringan. Jadi, SKS tak hanya mengatur jumlah jam kuliah per minggu, tetapi juga membantu mahasiswa menyesuaikan jumlah mata kuliah yang diambil sesuai kemampuan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, tujuan khusus dari penerapan sistem SKS dalam dunia perkuliahan yaitu:
(IPT)