Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Arti Omiyage, Tradisi Oleh-Oleh Asal Jepang
13 November 2024 13:37 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap negara di dunia memiliki tradisi dan budaya yang unik, termasuk hal yang berkaitan dengan oleh-oleh. Di Jepang, tradisi itu dikenal dengan nama omiyage, yang artinya oleh-oleh atau buah tangan.
ADVERTISEMENT
Tradisi Omiyage ditujukan kepada kepada orang-orang terdekat, untuk memberikan perhatian. Tradisi ini merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.
Di Jepang, orang-orang biasanya tidak pulang dengan tangan kosong. Tradisi yang unik bukan? Nah, agar lebih paham mengenai omiyage, simak uraiannya di bawah ini.
Apa Arti Omiyage?
Dikutip dari laman Go Go Nihon, kata omiyage (お土産) artinya souvenir. Souvenir dalam bahasa Indonesia berarti buah tangan atau oleh-oleh. Tradisi memberikan omiyage di Jepang mengandung makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar konsep suvenir.
Meskipun diartikan sebagai suvenir, namun omiyage memiliki konsep yang berbeda. Di Jepang, omiyage adalah hadiah yang dibeli untuk rekan kerja, keluarga, dan teman setelah pulang dari perjalanan.
ADVERTISEMENT
Omiyage biasanya berupa makanan manis seperti kue, biskuit, dan permen. Omiyage juga bisa dalam bentuk camilan gurih seperti kerupuk nasi, alkohol, atau makanan kering lainnya.
Omiyage di Jepang umumnya mewakili makanan yang ada di setiap daerah. Hal ini sesuai dengan karakter pada kata "omiyage" itu sendiri, 土 (tsuchi atau dō) yang berarti "lokal" dan 産 (san) yang berarti "hasil produksi”.
Suvenir biasanya juga berupa barang-barang khas daerah tersebut, seperti gantungan kunci, pakaian, atau ornamen. Bahkan, tak jarang, suvenir yang diberikan juga berupa makanan, baik kue maupun snack.
Budaya omiyage memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan masyarakat Jepang. Jika tidak membawa oleh-oleh setelah bepergian jauh, maka ia akan dianggap tidak sopan oleh beberapa orang.
ADVERTISEMENT
Bagaimana caranya membedakan omiyage dengan oleh-oleh biasa di Jepang? Biasanya omiyage akan dibungkus dengan rapi dan dapat ditemukan hampir di semua toko wisata atau di pusat transportasi utama.
Etika dalam Memberikan Omiyage di Jepang
Ada beberapa etika dasar yang perlu diperhatikan saat memberikan omiyage. Berikut ini etika dalam memberikan omiyage yang dikutip dari laman Japan Dev:
1. Tidak Boleh Homemade
Memberikan barang buatan sendiri atau homemade sebagai omiyage dianggap tidak sopan. Alasan utamanya sederhana, yakni karena omiyage adalah hadiah lokal dari tempat yang sedang dikunjungi, sedangkan barang buatan sendiri tidak memiliki keterkaitan khusus dengan tempat tersebut.
2. Hindari Angka Empat
Dalam budaya Jepang , empat dianggap sebagai angka sial karena terdengar mirip dengan kata "kematian" dalam bahasa di sana. Oleh karena itu, memberikan hadiah yang mengandung angka empat dianggap tidak baik.
ADVERTISEMENT
3. Bungkus dengan Rapi
Membawa omiyage yang tidak dibungkus adalah kesalahan besar. Dengan mengemas omiyage secara rapi, maka itu menunjukkan seberapa besar rasa perhatian Anda kepada penerima.
4. Sedikit Memaksa
Di Jepang, ada tradisi untuk menolak hadiah saat baru ditawarkan. Pemberi hadiah harus bersikeras hingga penerima mau menerima hadiah tersebut. Berbeda untuk omiyage di mana tidak boleh mengatakan "tidak".
5. Katakan Hal yang Tepat
Dalam budaya Jepang, bersikap rendah hati adalah sebuah keharusan saat memberikan hadiah. Artinya, jangan membahas atau melebih-lebihkan hadiah yang dibawa.
(RK)