Mengenal Bangsa Rum yang Namanya Terukir dalam Al-Quran

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
9 Maret 2023 10:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bangsa Rum adalah (Pexels).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bangsa Rum adalah (Pexels).
ADVERTISEMENT
Bangsa Rum adalah salah satu bangsa yang disebutkan Allah dalam Al-Quran. Mereka adalah bangsa Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel.
ADVERTISEMENT
Menurut Amirulloh Syarbini dan Sumantri Jamhari dalam buku Kedahsyatan Membaca Al-Qur'an, bangsa Rum disebut dalam awal surat Ar-Rum. Dalam ayat 2-3, Allah berfirman:
غُلِبَتِ الرُّوْمُۙ (٢) فِيْٓ اَدْنَى الْاَرْضِ وَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُوْنَۙ (٣)
Artinya: Bangsa Romawi telah dikalahkan, di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang.
Lantas, siapakah sebenarnya bangsa Rum dan apa maksud di balik ayat Al-Quran yang membahasnya? Berikut informasi tentang bangsa Rum yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

Kisah tentang Bangsa Rum

Ilustrasi bangsa Rum adalah (Pexels).
Musa Cerantonio dalam buku Which Nation Does Rum in The Ahadith of the Last Days Refer To?, bangsa Rum dalam Al-Quran merujuk pada Kekaisaran Bizantium. Nama itu diambil dari nama ibu kota mereka, yakni Byzantion, yang kemudian dikenal dengan Konstantinopel.
ADVERTISEMENT
Bizantium merupakan kelanjutan dari Kekaisaran Romawi yang awalnya didirikan di kota Roma dan meluas ke sebagian besar Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Luasnya ukuran kekaisaran itu membuat wilayah administratif dibagi menjadi dua.
Satu wilayah bernama Kekaisaran Romawi Barat yang berbasis di Roma, sementara yang lainnya adalah Kekaisaran Romawi Timur di Konstantinopel.
Kemudian pada 476 M, Kekaisaran Romawi Barat runtuh di tangan bangsa Jermanik. Hal ini membuat Kekaisaran Romawi hanya tinggal Kekaisaran Romawi Timur.
Bangsa itulah yang dimaksud oleh Al-Quran surat Ar-Rum ayat 2. Menurut tafsir Kemenag, bangsa Rum adalah Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel dan beragama Nasrani.
Saat itu, bangsa Rum dipimpin oleh Flavius Heraclius Augustus atau Heraklius. Sejarah mencatat, Heraklius memimpin Kekaisaran Romawi pada 610 - 641 M.
ADVERTISEMENT
Sementara menurut Dr. Abdullah dalam Tafsir Ibnu Katsir Volume 6, bangsa Romawi dalam Al-Quran merupakan keturunan al-’Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Mereka adalah Bani Ashfar, keturunan Bani Israil yang memeluk agama Yunani.

Bangsa Rum di Akhir Zaman

Ilustrasi bangsa Rum adalah (Pexels).
Keberadaan bangsa Rum atau Bani Ashfar juga dikaitkan dengan peristiwa akhir zaman. Dalam buku Isa dan al-Mahdi di Akhir Zaman, Muslih Abdul Karim menyebut kemunculan al-Mahdi diwali dengan adanya pertempuran antara umat Islam dan Bani Ashfar.
Awalnya, umat Islam dan Bani Ashfar bersekutu untuk melawan suatu musuh. Namun pada perjalanannya, Bani Ashfar mengkhianati perjanjian damai dan melawan umat Islam.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai Auf, ada enam perkara sebelum terjadi Kiamat; kematian Nabi kalian, penaklukan Baitul Maqdis, kemudian kematian massal akibat wabah penyakit qu’as seperti kambing terkena penyakit qu’as,
Harta benda berlimpah sehingga apabila seseorang diberi gaji seratus dinar maka ia akan kesal, kemudian Bani Ashfar datang kepada kalian di bawah 80 bendera di mana setiap benderanya menghimpun 12 ribu pasukan.”
Sementara dalam kitab Al-Mustadrak ‘ala ash-Shahihain, terdapat sebuah hadis yang menjelaskan lebih rinci mengenai pertempuran tersebut. Rasulullah SAW bersabda:
“Kamu akan berdamai dengan bangsa Rum dalam keadaan aman, kemudian kamu dan mereka kan memerangi suatu musuh dari belakang mereka.
ADVERTISEMENT
Dan kamu akan menang, mendapatkan harta perampasan, dan pergi dengan selamat hingga tiba di sebuah padang rumput yang luas dan berbukit-bukit.
Maka seorang laki-laki dari kaum salib mengangkat tanda salib seraya berkata,‘Salib telah menang.’ Lalu seorang laki-laki dari kaum Muslim berkata,‘Sebaliknya Allah-lah yang menang.’
Lalu keduanya bergulat di antara mereka, lalu orang muslim itu cepat meraih salib mereka lalu memecahkannya. Kemudian orang-orang Rum itu menyambar pecahan salib itu dan membunuhnya.
Kemudian orang-orang Muslim menyambar senjata-senjata mereka dan berperang. Lalu Allah ‘Azza wa Jalla memuliakan sisa kaum Muslimin itu dengan kesyahidan.
Lalu orang-orang Rum berkata kepada teman Rum itu,‘Kami telah membalaskanmu terhadap orang Arab itu.’ Lalu mereka berkhianat, menghimpun kekuatan dan mendatangi kalian di bawah 80 bendera di mana di bawah tiap-tiap bendera terdapat 12 ribu tentara.”
ADVERTISEMENT
Dari perang tersebut, umat Islam mengalami kekalahan dan mencari perlindungan ke Ka’bah. Saat itu datanglah pasukan kiriman dari arah Syam untuk mengejar mereka, namun Allah membenamkan pasukan itu di padang pasir bernama Baida’.
Saat itulah kemudian Allah memberikan pertolongan dengan munculnya sosok pemimpin yang adil. Ialah al-Mahdi yang menjadi salah satu pertanda datangnya Hari Kiamat.
(NSA)