Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Bhuta Yadnya yang Digelar Sehari Sebelum Hari Raya Nyepi
13 Maret 2021 17:03 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masyarakat Hindu di Bali akan melakukan sejumlah upacara menjelang Hari Raya Nyepi , salah satunya adalah ritual Bhuta Yadnya. Ritual ini biasanya dilakukan sehari sebelum Hari Raya Nyepi.
ADVERTISEMENT
Tradisi Bhuta Yadnya memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Hindu . Mengutip buku Mengenal Sepintas Seni Budaya Bali oleh Bu Win (2010:25), ritual ini diyakini mampu melindungi kehidupan manusia dari segala kekuatan negatif.
Makna Butha Yadnya
Mengutip Jurnal Upacara Bhuta Yadnya Sebagai Ajang Pelestarian Alam karya M. Yusuf dan Ali Mursyid Azisi (2020:123), Bhuta Yadnya terdiri dari dua kata, yaitu Bhuta yang artinya telah diwujudkan dan Yadnya yang berarti korban suci.
Jika diartikan secara keseluruhan, Bhuta Yadnya adalah persembahan yang ditujukan kepada Bhuta Kala agar ia tidak mengganggu kehidupan manusia. Di sisi lain, Bhuta Yadnya juga bisa berarti korban suci kepada makhluk bawahan untuk menjaga keseimbangan alam.
Bagi masyarakat Hindu Bali , Bhuta Kala merupakan sumber kekuatan negatif yang kerap menimbulkan bencana dan mengganggu kehidupan manusia. Karenanya, masyarakat menggelar upacara Bhuta Yadnya guna menangkal kekuatan negatif tersebut.
ADVERTISEMENT
Pernyataan terkait Bhuta Yadnya sebagai penetralisir energi negatif dan penjaga keseimbangan alam diperkuat dengan Kakawin Ramayana Prathamas Sarggah dalam sloka 25 yang berbunyi:
Lumekas ta sira mahoma,
pretadi pisaca raksasa minantram
bhuka kabeh inilangaken
asing mamighna rikang Yadnya
Artinya:
Mulailah beliau melakukan upacara korban api, roh jahat dan lainnya,
picasa raksasa dimanterai.
Bhuta Kala semua diusir,
segala yang akan menunggu upacara korban itu.
Tingkatan Bhuta Yadnya
Mengutip Jurnal Upacara Bhuta Yadnya Sebagai Ajang Pelestarian Alam karya M. Yusuf dan Ali Mursyid Azisi (2020:123), Butha Yadnya terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
Tingkatan Kecil atau Segehan
Upacara tingkatan kecil ini dilakukan dengan menggunakan lauk-pauk sederhana seperti garam, jahe, hingga bawang merah. Jenis segehan biasanya disesuaikan dengan warna dan bentuk nasi yang digunakan. Misalnya, Segehan Cacahan, Segehan Sanga, Segehan Agung, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Tingkatan Sedang atau Madya
Bhuta Yadnya tingkatan Madya atau Caru biasanya menggunakan lauk pauk yang sama dengan segehan. Namun upacara ini menambahkan daging binatang yang disesuaikan dengan jenis serta tingkatan Caru.
Tingkatan Besar atau Utama
Bhuta Yadnya Utama disebut juga dengan Tawur. Contohnya adalah Tawur Kesanga dan Nyepi yang digelar setahun sekali, Panca Wali Krama yang dilakukan sepuluh tahun sekali, dan Eka Dasa Rudra yang jatuh setiap seratus tahun sekali.
(GTT)