Mengenal Candlestick dalam Dunia Trading Beserta Polanya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
21 Mei 2021 10:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Candlestick Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Candlestick Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Istilah candlestick tentu sudah tidak asing bagi mereka yang terjun ke dunia online trading. Candlestick merupakan sebuah teknik atau jenis chart yang kerap digunakan untuk membaca kondisi pasar.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Naked Trading News Trader: Trading Tanpa Indikator, Trading Tanpa Robot oleh AmieFX (2020), candlestick pertama kali digunakan di Jepang sekitar abad ke-17 untuk menghitung pergerakan harga beras.
Chart tersebut dipelopori oleh Munehisa Homma, seorang pedagang beras pada masa itu. Kemudian, metode ini dipopulerkan di dunia barat oleh Steven Nison melalui bukunya yang bertajuk "Japanese Candlestick Charting Techniques".
Ilustrasi Candlestick Foto: Unsplash

Pengertian Candlestick

Menurut buku Mengungkap Rahasia Forex tulisan Frento T. Suharto (2014), candlestick adalah teknik untuk memetakan pergerakan harga pasar, baik saham, komoditi, atau valas (forex).
Teknik ini dapat memperlihatkan tanda-tanda awal reversal atau pembalikan arah. Teknik candlestick mampu memberikan gambaran pengambilan keputusan terkait buy atau sell.
Bentuk batang candle terbentuk dari pergerakan harga. Secara umum, terdapat dua pola pergerakan harga, yakni bullish (naik) dan bearish (turun). Bullish terjadi saat harga naik terus-menerus. Sementara itu bearish terjadi ketika harga mengalami penurunan secara terus-menerus.
ADVERTISEMENT
Sebuah grafik candlestick menyimpan sejumlah informasi, di antaranya:
Ilustrasi Candlestick Foto: Unsplash

Pola Candlestick

Mengutip buku Celah-celah Profit di Forex Market tulisan Hendri Joni dan Andy Nahil (2013), candlestick terdiri dari beberapa pola atau pattern, antara lain adalah:
1. Spinning Tops
Spinning tops adalah kondisi di mana body lebih pendek daripada shadow dan berada di tengah-tengah. Secara garis besar, pola ini memprediksi kemungkinan perubahan arah trend.
2. Doji
Doji timbul jika harga open sama dengan harga close, sehingga body hanya membentuk suatu garis. Pola ini menggambarkan market yang ragu terhadap trend market pada saat itu. Beberapa model doji, yakni long-legged doji, dragonfly doji, gravestone doji, dan four price doji.
ADVERTISEMENT
3. Morubuzu
Morubozu adalah candlestick yang menampilkan kekuatan momentum kuat. Apabila morubozi berwarna putih, artinya kekuatan bullish-nya besar. Sementara itu jika morubozu berwarna hitam, maka kekuatan bearish-nya sangat kuat.
4. Hammer & Hanging Man
Hammer and Hanging Man kerap dijadikan indikasi pembalikan arah trend. Hammer dan hanging man memiliki syarat tertentu, yaitu shadow harus lebih panjang dibandingkan body.
5. Inverted Hammer & Shooting Star
Inverted hammer dan shooting star memiliki bentuk yang cukup mirip. Keduanya identik dengan body kecil, upper shadow panjang, serta lower shadow kecil, bahkan tidak ada. Keduanya menunjukkan kemungkinan reversal di market.
(GTT)