Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Contoh Asimilasi dan Faktor Penghambatnya di Kehidupan Masyarakat
17 Januari 2022 18:22 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Konsep asimilasi menjelaskan proses integrasi sosial dalam masyarakat yang berbeda-beda. Konsep ini biasanya digunakan ketika mempelajari ilmu sosiologi ataupun antropologi.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku IPS Terpadu yang ditulis oleh Nana Supriatna, dkk., asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai dengan usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat dalam individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Terjadinya proses asimilasi sebetulnya membawa banyak manfaat, salah satunya dapat menghilangkan perbedaan yang ada dalam kehidupan masyarakat. Asimilasi juga mampu membatasi hak dan tanggung jawab warga secara proporsional.
Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang asimilasi lengkap dengan contoh dan faktor penghambatnya yang bisa Anda simak.
Contoh Asimilasi dan Faktor Penghambatnya
Dijelaskan dalam buku Komunikasi Antar Budaya: Panduan Komunikasi Efektif antar Manusia Berbeda Budaya karya Dr. Ade Tuti Turistiati, dkk, contoh asimilasi yang terjadi di lingkungan masyarakat salah satunya adalah perayaan Hari Valentine setiap 14 Februari.
Seperti diketahui, Hari Valentine bukanlah kebudayaan asli Indonesia. Tradisi ini berasal dari budaya barat yang kemudian diadaptasi oleh masyarakat dan dijadikan sebagai sebuah perayaan.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Hari Halloween yang dirayakan setiap 31 Oktober juga menjadi bagian dari konsep asimilasi. Percampuran musik melayu dengan pengaruh musik India yang menghasilkan genre musik dangdut juga menjadi salah satunya.
Konsep asimilasi yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat memang tidak bisa dipandang positif ataupun negatif. Hal ini tergantung pada perspektif masing-masing individu dalam menerima prosesnya.
Selain didorong oleh beberapa faktor, konsep asimilasi juga kerap kali terhambat karena beberapa sebab. Mengutip buku Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya karya Tedi Sutardi, berikut penjelasannya:
1. Fanatisme dan prasangka
Fanatisme dan prasangka melahirkan sikap takut terhadap kebudayaan lain yang umumnya terjadi di antara masyarakat. Mereka akan cenderung merasa rendah saat menghadapi kebudayaan luar yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
2. Kurangnya pengetahuan kebudayaan
Hal ini dapat menyebabkan sikap toleransi dan simpati kurang berkembang di antara suku bangsa. Alhasil, adaptasi budaya yang biasa terjadi di lingkungan masyarakat pun mustahil direalisasikan.
3. Perasaan superioritas
Perasaan superioritas yang besar terhadap individu-individu dari suatu kebudayaan dapat menghambat terjadinya asimilasi. Contohnya, masyarakat kolonial dan masyarakat pribumi yang hubungan integrasinya tidak berkembang dengan baik.
4. Terisolasinya kehidupan suatu golongan
Ini bisa menghambat kebebasan individu untuk bergaul dengan masyarakat luar. Mereka akan sulit menerima budaya dan tradisi yang masuk dengan baik. Sehingga, kesalahpahaman besar antarkelompok pun bisa saja terjadi.
(MSD)