Konten dari Pengguna

Mengenal Crewneck dan Beragam Bahan untuk Membuatanya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
15 Juli 2022 11:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi crewneck yang cocok dikombinasikan dengan style apapun. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi crewneck yang cocok dikombinasikan dengan style apapun. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Salah satu tren yang tak pernah berhenti berkembang adalah fashion. Berbagai jenis dan model pakaian berlomba-lomba diluncurkan tiap tahunnya termasuk sweater.
ADVERTISEMENT
Salah satu jenis sweater yang beberapa tahun terakhir ini ramai diincar adalah crewneck. Baik pria maupun wanita, rasanya belum dianggap "kekinian" jika tidak memiliki turunan model pakaian sweater ini.
Menurut situs Ready Sleek, crewneck adalah salah satu desain sweater dengan bagian leher yang berbentuk lingkaran. Pada dasarnya, crewneck diciptakan dengan mode unisex sehingga cocok digunakan pria maupun wanita.
Crewneck sebetulnya pertama kali dikembangkan pada tahun 1932 sebagai penyerap keringat dan bantalan bahu untuk pemain Football Amerika. Namun, istilah crewneck baru resmi tercetus di tahun 1939 ketika pakaian ini dikenakan para pendayung di Amerika di sebuah turnamen.
Seiring berjalannya waktu, crewneck tidak hanya digunakan sebagai pakaian formal, tetapi juga gaya berbusana casual yang cocok dikombinasikan dengan apapun. Misalnya untuk hangout, crewneck bisa dipadukan dengan celana jeans, skirt, dan lain sebagainya.
Ilustrasi crewneck yang cocok dikombinasikan dengan style apapun. Foto: Pixabay

Bahan Dasar Pembuatan Crewneck

Umumnya crewneck dibuat dengan bahan Baby Terry dan Fleece. Namun, merujuk pada situs Russell Athletic, kedua bahan tersebut dapat dispesifikasikan kembali menjadi empat macam, di antaranya:
ADVERTISEMENT

1. Fleece Cotton

Fleece cotton bisa dibilang sebagai salah satu bahan crewneck terlaris di pasaran. Para produsen fashion sangat berminat pada bahan ini, karena teksturnya lebih lembut dibandingkan dengan fleece polyester.
Bahan dasar yang digunakan adalah katun, sehingga tidak panas ketika dikenakan. Kelebihan lainnya yaitu kainnya yang terasa dingin, namun tetap menghangatkan jika dipakai.
Namun, bahan fleece cotton ini kurang cocok digunakan di tempat bersuhu ekstrim karena serat pakaiannya masih terlalu terbuka. Selain itu, bahan ini juga mudah kotor sehingga dibutuhkan perawatan yang begitu ekstra.

2. Fleece Polyester

Fleece polyester atau fleece PE terbuat dari polyester yang diberi sedikit campuran katun. Komposisi polyester pada bahan ini mencapai 50-70%.
Dibandingkan dengan crewneck bahan fleece cotton, fleece PE memang lebih panas. Meskipun demikian, bahan ini masih memiliki peminat yang cukup banyak.
ADVERTISEMENT
Dari segi tekstur, fleece PE memang sangat lembut. Kelebihan lainnya adalah kain ini terasa hangat ketika dikenakan pada cuaca dingin dan warnanya lebih tahan lama. Meskipun cukup hangat, bahan satu ini tidak bisa menahan suhu yang terlalu ekstrim. Tak hanya itu, bahan fleece PE juga mudah sekali ditempeli debu.
Ilustrasi crewneck yang cocok dikombinasikan dengan style apapun. Foto: Pixabay

3. Baby Terry PE

Baby terry PE merupakan bahan crewneck yang terbuat dari biji plastik. Bisa dibilang bahan ini ramah lingkungan, karena biji plastik diproses melalui polimerisasi hingga membentuk serat kain.
Baby terry juga kerap dibuat menjadi hoodie karena teksturnya yang halus dan lembut, serta terasa hangat ketika dipakai. Keunggulan lainnya adalah bahan ini tidak mudah kotor. Sayangnya kain ini terlalu tipis dan kurang awet, sehingga ketika mencucinya harus lebih berhati-hati.
ADVERTISEMENT

4. Baby Terry Cotton

Baby terry cotton memiliki tekstur yang sangat lembut karena 100% terbuat dari katun. Bahan ini terasa lebih dingin di kulit, sehingga penggunanya tidak akan merasa gerah. Namun karena kualitas dan kenyamanannya, harga bahan ini juga lebih mahal dibandingkan dengan ketiga bahan sebelumnya.
(VIO)