Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Empat Mazhab dalam Islam, dari Hanafiyah hingga Syafi'iyah
1 September 2021 11:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Umat Muslim mengenal empat mazhab yang secara umum membahas ketentuan perkara Islam dalam sudut pandang ilmu fiqih. Mazhab ini terdiri dari Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hambaliyah.
ADVERTISEMENT
Mazhab dalam Islam dibentuk dari hasil pemikiran para ulama yang sangat berpengaruh dalam menjalankan hukum-hukum Allah dan rasul-Nya. Mereka adalah Imam Malik Bin Anas, Imam Syafi’i, Imam Abu Hanafi, dan Imam Ahmad bin Hambal.
Para imam tersebut memiliki pandangan yang berbeda dalam memberikan hukum terhadap suatu perkara. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya ialah perbedaan tempat serta situasi dan kondisi masing-masing imam.
Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang empat mazhab dalam Islam lengkap dengan sumber ajaran yang digunakannya.
Empat Madhzab dalam Islam
Mengutip Ensiklopedi Tematis Dunia Islam karya Prof Said Aqil Husain al-Munawar, mazhab berarti aliran pemikiran tentang hukum yang penetapannya merujuk kepada sumber utama ajaran Islam, yakni Alquran dan Sunah. Dalam praktiknya, mazhab hanya berbeda dalam menafsirkan ayat-ayat yang tak jelas artinya, sedangkan mengenai dasar ajaran Islamnya tidak berbeda.
1. Mazhab Hanafiyah
ADVERTISEMENT
Mazhab Hanafiyah didirikan oleh Abu Hanifah Nu'man bin Tsabit. Beliau lahir di Kufah pada tahun 80 H dan wafat sekitar tahun 150 H. Beliau merupakan ulama fiqih terkenal yang masuk dalam keturunan bangsa Persia dan menetap di Irak.
Dalam kisahnya, beliau dikenal sebagai ulama yang cerdas, pengasih, ahli tahajud, dan fasih dalam membaca Al-Qur'an. Mazhab ini dikenal sebagai mazhab ahli qiyas (akal). Sebab, metode pelajaran yang digunakan lebih banyak mengoptimalkan logika dan banyak berdiskusi merangsang logika.
2. Mazhab Maliki
Mazhab Maliki yang didirikan oleh Malik bin Anas bin Abi Amir al-Ashabi atau Imam Malik. Mengutip buku Jejak Teladan Bersama Empat Imam Mazhab oleh Ali Nurdin, beliau lahir di Madinah pada 93 H.
ADVERTISEMENT
Mazhab Maliki dikenal dengan mazhab ahli hadis. Bahkan, Imam Malik lebih mengutamakan perbuatan ahli Madinah dibanding hadis yang diriwayatkan oleh perorangan. Uniknya, dalam pemikiran beliau, ia percaya bahwa ahli Madinah mustahil berbuat sesuatu yang bertentangan dengan perbuatan Rasul.
Kitab besar Imam Malik adalah Al-Muwatta’, yang berisi tentang hadis-hadis dalam tema fikih yang pernah dibahas Imam Malik, seperti praktik penduduk Madinah, pendapat tabiin, dan pendapat sahabat tabiin.
3. Mazhab Syafi’i
Mazhab Syafi’iyah didirikan oleh Imam Syafi’i yang dikenal sebagai mufti besar Sunni Islam. Beliau memiliki nama lengkap Muhammad bin Ideis asy-Syafi’i al Muththalibi al-Quraisy.
Mengutip buku Fiqih Lima Mazhab oleh Muhammad Jawad Mughniyah, Imam Syafi’i telah menulis beberapa kitab, yakni Al-um, Amali Kibra, Kitab Risalah, Ushul Al-Fiqih. Imam Syafi’i termasuk sebagai orang pertama yang mempelopori penulisan.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan hidupnya, beliau sangat berikhtiar dalam menyatukan mazhab terpadu, yaitu mazhab hadis dan mazhab qiyas. Hal tersebut termasuk dalam keistimewaan yang dimiliki Imam Safi’i. Selain itu kepandaiannya dalam berdiskusi dan selalu menonjol menjadi daya pikat tersendiri.
4. Mazhab Hambali
Yang terakhir adalah mazhab Hambali yang didirikan oleh Ahmad bin Muhammad bin Hambal atau dikenal Imam Hambali. Seorang ahli teologi, beliau lahir di Baghdad pada 164 H dan wafat pada 238 H.
Sejak kecil, ia telah tumbuh menjadi pribadi dengan sifat yang mulia, menarik,dan penuh simpati. Minatnya terhadap ilmu pengetahuan kian bertambah sehingga belajar banyak dari para sahabat Nabi dan tabi;in. Tak beda dari yang lain, beliau juga termasuk sebagai penghafal Al-Quran sejak kecil.
ADVERTISEMENT
Karena sangat menunjukkan minat di bidang pengetahuan, beliau pergi ke Basrah dan bertemu dengan Imam Syafi’i, juga melanjutkan perjalanan ke Yaman dan Mesir demi menuntut ilmu yang lebih dalam. Imam Hambali telah banyak meriwayatkan hadis yang sudah sahih.
(MSD)