Mengenal Empty Sella Syndrome, Penyakit Langka yang Diderita Ruben Onsu

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
21 Juli 2022 18:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sakit kepala Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sakit kepala Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, Ruben Onsu mengabarkan dirinya terkena penyakit Empty Sella Syndrome (ESS). Penyakit ini merupakan kondisi langka yang berkaitan erat dengan gangguan otak.
ADVERTISEMENT
Mengutip situs Mount Sinai, Empty Sella Syndrome adalah kondisi di mana kelenjar pituitari mengalami penyusutan dan menjadi rata. Kelenjar tersebut berukuran kecil dan terletak di bagian bawah otak.
Penyusutan ini dapat terjadi ketika salah satu lapisan (arachnoid) yang menutupi bagian luar otak menonjol ke dalam Stella dan menekan kelenjar pituitari. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang Empty Sella Syndrome selengkapnya yang bisa Anda simak.

Empty Sella Syndrome

Empty Sella Syndrome adalah kondisi langka di mana kelenjar pituitari mengalami penyusutan karena terdapat masalah pada sella tursika. Mengutip situs WebMD, stella tursika merupakan struktur tulang dasar otak yang mengelilingi dan melindungi kelenjar pituitari manusia.
Ilustrasi sakit kepala karena Empty Sella Syndrome. Foto: Shutter Stock
Pada sebagian orang, Empty Sella Syndrome dapat menyebabkan gejala tertentu seperti ketidakseimbangan hormon, sering sakit kepala, dan perubahan penglihatan. Gejala tersebut bisa muncul di awal stadium sejak penyusutan terjadi.
ADVERTISEMENT
Kelenjar pituitari yang mengalami penyusutan berukuran kecil dan terletak di dasar otak, tepatnya di bawah hipotalamus. Pituitari menjadi bagian dalam sistem endokrin yang bertanggung jawab untuk membuat banyak hormon penting.
Dalam prosesnya, hormon tersebut turut memengaruhi dan mengendalikan kelenjar lain dalam sistem endokrin manusia. Berdasarkan tingkat keparahannya, Empty Sella Syndrome terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder.
Empty Stella Primer terjadi ketika pasien tidak dapat mengidentifikasi penyebab yang mendasari penyusutan kelenjar pituitarinya. Biasanya, kondisi ini tidak disertai dengan gejala apapun.
Sementara Empty Stella Sekunder merupakan kondisi yang dapat diidentifikasi oleh pasien dan pihak medis. Kondisi ini biasanya mengubah anatomi kelenjar pituitari Anda atau stella tursika menjadi lebih rata.
Ilustrasi wanita di rumah sakit. Foto: Shutter Stock
Ada banyak penyebab Empty Stella Sekunder, salah satunya yaitu kerusakan yang dipicu oleh kejadian traumatis. Empty Stella Sekunder yang parah dan terus dibiarkan bisa mengarah pada Empty Stella Syndrome.
ADVERTISEMENT
Penyakit langka ini biasanya menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Orang dengan ESS mungkin memiliki gejala yang berbeda tergantung pada hormon mana yang terpengaruh. Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut beberapa gejalanya:
Jika kelenjar pituitari tidak berfungsi dengan baik karena Empty Stella Synndrome, biasanya dokter akan melibatkan pengobatan untuk memperbaiki kadar hormon abnormal, tergantung pada hormon mana yang terpengaruh.
Pembedahan bisa dilakukan jika Empty Stella Syndrome menyebabkan cairan serebrospinal bocor dari hidung Anda (Rhinorrhea CSF). Jika sudah sampai pada tahap ini, artinya tingkat keparahannya sudah sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
(MSD)