Mengenal Fase Luteal dan Fungsi Korpus Luteum dalam Siklus Menstruasi

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
6 September 2022 16:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wanita yang dalam fase pramenstruasi. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita yang dalam fase pramenstruasi. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Fase luteal adalah salah satu tahap dari siklus ovarium. Fase ini berlangsung saat terjadinya ovulasi dan sebelum menstruasi dimulai. Selama fase ini, lapisan rahim biasanya menjadi lebih tebal untuk mempersiapkan kemungkinan kehamilan.
ADVERTISEMENT
Siklus ovarium merupakan bagian dari siklus menstruasi. Mengutip jurnal A Prospective Evaluation of Luteal Phase Length and Natural Fertility oleh Natalie M. Crawford, dkk., siklus ovarium adalah fase hormon reproduksi yang bekerja untuk mematangkan sel telur hingga siap untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dan indung telur).
Siklus ini terdiri dari tiga fase, yaitu:
ADVERTISEMENT
Pada fase luteal, ada beberapa proses penting yang terjadi dalam tubuh untuk mempersiapkan kehamilan. Fase ini berlangsung sekitar 14 hari, tapi bisa menjadi lebih lama atau lebih singkat, tergantung dari kondisi yang mendasarinya.

Fase Luteal dalam Siklus Menstruasi

Seperti yang telah dijelaskan, fase luteal adalah fase yang terjadi dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu rata-rata 14 hari. Fase ini dikenal juga sebagai fase pramenstruasi.
Ilustrasi wanita pada fase luteal biasanya akan merasa lemas. Foto: Unsplash
Ketika wanita mengalami fase luteal, mereka akan mengalami tanda atau gejala tertentu, seperti munculnya jerawat, payudara membesar, badan terasa lemas, dan ketidakstabilan emosional. Proses yang terjadi pada fase ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Fase Luteal yang Menunjukkan Kehamilan

Pada fase ini, folikel telah pecah dan mengeluarkan sel telur yang akan membentuk korpus luteum. Setelah keluar, sel telur bergerak menuju tuba falopi di mana ia dapat bersentuhan dengan sperma dan dibuahi. Sel telur itu sendiri berubah bentuk menjadi struktur baru yang disebut korpus luteum.
ADVERTISEMENT
Menurut jurnal Reproductive Cycles in Females oleh Heshmat S. W. Haroun, korpus luteum memiliki fungsi utama untuk melepaskan hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh. Hormon progesteron berfungsi untuk mempertebal lapisan dinding rahim.
Bagi wanita hamil, sel telur yang telah dibuahi dapat berimplantasi. Pembuluh darah pun akan tumbuh di dalam lapisan rahim. Pembuluh darah ini berfungsi untuk memasok oksigen dan nutrisi ke embrio yang sedang berkembang.
Selain itu, tubuh wanita hamil juga akan mulai memproduksi hormon human gonadotropin (hCG). Hormon ini yang mempertahankan korpus luteum dalam tubuh.
HCG memungkinkan korpus luteum untuk terus memproduksi hormon progesteron hingga sekitar minggu ke-10 kehamilan. Kemudian, fungsi korpus luteum akan digantikan oleh plasenta yang mengambil alih produksi progesteron.
ADVERTISEMENT

2. Fase Luteal yang Menunjukkan Menstruasi

Pada awal fase ini sama seperti fase luteal yang menunjukkan kehamilan, yaitu sel telur yang dilepaskan akan membentuk korpus luteum. Namun, korpus luteum yang tidak dibuahi oleh sperma akan mati.
Bagi wanita yang tidak hamil selama fase luteal, korpus luteum akan menyusut dan mati menjadi jaringan parut. Tingkat hormon progesteron pun akan turun. Akibatnya, lapisan rahim yang menebal akan luruh dan terjadilah proses menstruasi.
Menstruasi adalah proses hilangnya sebagian besar lapisan dinding rahim yang umumnya berlangsung selama 5-7 hari. Setelah terjadinya menstruasi, seluruh siklus akan kembali berulang dari fase folikular.
(SFR)