Konten dari Pengguna

Mengenal Fenomena New Moon atau Bulan Baru dalam Astronomi

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
29 Juni 2022 16:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi fase bulan dalam astronomi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fase bulan dalam astronomi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam dunia astronomi, fenomena new moon atau bulan baru terjadi pada saat bulan kurang lebih berada dalam satu garis lurus di antara matahari dan bumi. Fenomena ini dikenal juga sebagai fase bulan pertama.
ADVERTISEMENT
Mengutip Inti Materi IPA SMP/MTs Kelas 7, 8, 9 oleh Tim Maestro Genta (2020: 184), fase bulan adalah perubahan bentuk bulan yang terlihat dari bumi. Perubahan ini terjadi pada sudut yang dibentuk oleh matahari dan bulan saat bulan berevolusi atau berputar mengelilingi bumi.
Ketika revolusi terjadi, bentuk bulan akan terlihat berbeda. Faktanya, bentuk bulan tidak mengalami perubahan atau tetap bulat.
Ada delapan fase bulan yang diketahui secara umum, salah satunya adalah bulan baru. Agar lebih mengerti, simak pembahasan di bawah ini.

Fenomena New Moon atau Bulan Baru

Bulan baru terjadi ketika posisi bulan berada di antara bumi dan matahari. Selama fase ini, sisi bulan yang menghadap ke matahari akan terlihat terang dan sisi bulan yang menghadap bumi tampak gelap.
ADVERTISEMENT
Mengutip Oseanografi oleh Widya Prarikeslan (2016: 91), fase bulan baru dapat menyebabkan terjadinya gerhana matahari, meskipun tidak selalu. Pada fase ini, bulan akan menghalangi cahaya matahari yang seharusnya menyinari bumi. Posisi itu membuat bulan tidak terkena pancaran sinar matahari sehingga tidak terlihat dari bumi.
Bulan baru dikenal juga sebagai bulan mati atau bulan hitam. Itu karena seluruh permukaan bulan yang disinari matahari berada di bagian belakang dan bagian yang tidak disinari terlihat dari bumi.
Ilustrasi bulan sabit muda yang kerap kali disebut sebagai bulan baru. Foto: Unsplash
Dalam penentuan kalender Islam (hijriah), istilah fase bulan baru dipakai untuk menyebut fase awal tampaknya bulan sabit muda (waxing crescent moon). Bulan yang berkonjungsi searah dengan matahari akan tampak gelap pada permukaannya ketika dilihat dari bumi dengan bentuk cahaya sabit kecil.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, fase bulan sabit awal terjadi setelah fase bulan baru. Dalam fase ini, bulan akan bergerak meninggalkan titik tengah matahari dan bumi sehingga membuat bulan tampak seperti sabit jika dilihat dari bumi.
Lebih lanjut, dijelaskan dalam Astrofotografi: Adopsi dan Implementasinya dalam Rukyatulhilal di Indonesia oleh Ahmad Junaidi (2021: 7-8), bulan baru merupakan batas berakhirnya revolusi bulan yang sedang berjalan. Hal ini disebabkan karena revolusi bulan mengelilingi bumi selama 29 hari lebih beberapa jam dan menit.
Kelebihan beberapa jam dan menit tersebut menyebabkan terjadinya bulan baru yang selalu berubah-ubah. Kelebihan waktu ini bervariasi karena efek gravitasi matahari yang mengganggu orbit bulan.
Di sisi lain, fenomena bulan baru juga dapat menyebabkan pasang surut air laut atau yang dikenal sebagai pasang purnama atau spring tide. Pasang purnama adalah pasang surut air laut di permukaan bumi dengan kedudukan tertinggi terjadi pada saat titik pusat bumi, bulan, dan matahari berada dalam satu garis lurus.
ADVERTISEMENT
(SFR)