Mengenal Gejala Campak yang Bisa Jadi Ancaman Saat Pandemi Corona

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
16 April 2020 15:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi imunisasi campak. Foto: Shuterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi imunisasi campak. Foto: Shuterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan peringatan ancaman campak di tengah pandemi corona. Itu karena jadwal imunisasi campak di 24 negara telah ditunda dan negara lainnya akan ditangguhkan. Pernyataan ini dikemukaan oleh Measles & Rubella Initiative (M&RI) yang didukung oleh WHO dan UNICEF.
ADVERTISEMENT
Kondisi tersebut membuat 117 juta anak di seluruh dunia berisiko tinggi terkena campak. Hal ini harus menjadi perhatian penting bagi semua pihak. Pasalnya, campak pernah menjadi pandemi pada tahun 1963 yang menewaskan hampir 200 juta orang. Bahkan hingga 5 November 2019, WHO melaporkan jumlah kasus campak masih mencapai 440.200.
Situasi tersebut akan menjadi berbahaya, terlebih di tengah pandemi virus corona seperti sekarang. Akan lebih banyak orang yang nyawanya melayang akibat masalah tersebut.
Guna mencegah hal-hal yang tak diinginkan, Anda perlu mengenal lebih jauh tentang campak dan gejala yang ditimbulkannya. Tujuannya adalah untuk mengobatinya secara dini, sebelum menyebar luas dan menjangkit banyak orang.

Campak

Campak termasuk ke dalam golongan penyakit menular yang diakibatkan oleh infeksi virus. Penyakit dapat menimbulkan komplikasi yang serius, khususnya pada bayi dan anak-anak. Komplikasi campak dapat berupa peradangan pita suara, infeksi mata dan telinga, serta paru-paru basah.
ADVERTISEMENT
Meski jarang terjadi, campak juga dapat mengakibatkan komplikasi berupa radang dan infeksi pada otak, hepatitis, serta gangguan pada sistem saraf dan jantung.
Penyakit ini menular melalui percikan air liur yang dikeluarkan oleh penderitanya saat batuk atau bersin. Tak hanya itu, penularan juga bisa terjadi jika seseorang menyentuh hidung atau mulut dengan tangan yang telah terkontaminasi.

Gejala dari Campak

Campak akan menyebabkan timbulnya ruam kemerahan. Pada awalnya, ruam ini muncul di area wajah dan leher, lalu menyebar hampir ke seluruh tubuh. Ruam ini memiliki bentuk yang kecil, tapi dapat bertumbuh besar akibat menyatu dengan ruam lainnya. Keberadaan ruam campak tampak mirip dengan ruam pada penyakit rubella atau roseola.
ADVERTISEMENT
Sebelum ruam tersebut muncul, campak ditandai dengan gejala yang menyerupai flu, seperti demam, lemas, pegal linu, pilek, hidung tersumbat, dan batuk kering. Keluhan juga dapat semakin parah hingga menyebabkan kehilangan nafsu makan, mata merah, kelopak mata membengkak serta muncul bercak putih di dalam mulut.
Gejala tersebut umumnya hanya berlangsung sekitar tiga sampai lima hari, kemudian akan berangsur-angsur hilang. Di sebagian besar kasus, penyakit ini akan menyerang selama 7 sampai 10 hari.
(RAA)