Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Gerakan Dasar dan Pola Lantai Tari Piring, Kesenian Asli Minangkabau
23 November 2020 19:01 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 11 April 2023 14:44 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Melansir laman Kemendikbud, Tari Piring diperkirakan telah ada sejak abad ke-12. Kala itu, masyarakat Minangkabau masih menyembah dewa-dewa. Tari Piring diperuntukkan sebagai tarian persembahan bagi dewa atas hasil panen yang berlimpah.
Setelah Islam masuk ke Nusantara, Tari Piring tidak ditinggalkan begitu saja. Fungsinya bergesar, dari yang sebelumnya sebagai persembahan untuk dewa, kini banyak dipertontonkan sebagai hiburan.
Gerakan Tari Piring
Tari Piring memang memiliki keunikannya sendiri. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh penari yang berjumlah ganjil, yakni tiga hingga tujuh orang. Mereka mengenakan pakaian bernuansa merah dan keemasan.
Saat mementasikan Tari Piring, penari pria akan mengenakan destar. Destar adalah penutup kepala berbentuk segitiga yang terbuat dari kain songket.
ADVERTISEMENT
Sedangkan penari perempuan akan mengenakan penutup kepala dari kain songket yang bentuknya mirip seperti tanduk, yaitu tikuluak tanduak balapak.
Musik yang mengiringi Tari Piring berasal dari berbagai instrumen, seperti rebana, saluang, talempong, dan lain-lain. Tempo alunan musik awalnya lembut, kemudian lama-kelamaan berubah menjadi lebih cepat.
Gerakan dasar Tari Piring adalah meletakkan piring di telapak tangan, kemudian penari mengayunkan piring dalam gerakan yang cepat mengikuti irama musik. Sesekali, penari juga mendentingkan piring dengan cincin yang tersemat di jari mereka.
Gerakan Tari Piring kebanyakan menggambarkan proses pertanian, seperti gerak pasambahan, singajuo lalai, gerak mencangkul, gerak menyiang, mengantar juadah, dan lain-lain.
Pola Lantai Tari Piring
Seperti tarian pada umumnya, Tari Piring harus dilakukan dengan pola lantai atau pola garis lintasan tarian. Terdapat paling tidak enam pola lantai yang digunakan dalam Tari Piring, yakni spiral, berbaris, lingkaran besar dan kecil, vertikal, dan horizontal.
ADVERTISEMENT
Desain spiral yang menggunakan lebih dari satu garis lingkaran yang searah pada anggota badan memberikan kesan lembut. Kemudian masing-masing penari juga membentuk lingkaran besar dan lingkaran kecil.
Mereka juga bergerak maju dan mundur berdasarkan pola lantai vertikal, serta bergerak ke samping berdasarkan pola lantai horizontal. Pola lantai ini menampilkan kesan sederhana tapi kuat.
Kemudian pada akhir pertunjukan, para penari akan melempar piringnya ke lantai hingga pecah, lalu berjalan di atas pecahan piring yang tajam tanpa terluka. Inilah keunikan Tari Piring yang tidak ditemui di tarian tradisional lainnya.
(ERA)
Baca juga: 6 Properti yang Dibutuhkan Dalam Tari Piring