Konten dari Pengguna

Mengenal Istilah Sahabat Fillah yang Sering Muncul di Medsos

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
3 April 2023 10:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sahabat fillah (Pexels).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sahabat fillah (Pexels).
ADVERTISEMENT
Sahabat fillah adalah salah satu istilah yang belakangan sering muncul di medsos dan banyak digunakan sebagai sapaan. Namun apa arti sebenarnya?
ADVERTISEMENT
Merujuk pada buku 17 Menit Sehari bisa Hafal Hadis dan Artinya karya Adnan Rahmadi, kata sahabat menurut etimologinya merupakan bentuk jamak dari sahib (صاحب) yang artinya selalu menyertai dan menemani.
Kata tersebut dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai teman, kawan atau handai. Sedangkan menurut Syaikh Muhammad Al-Utsaimin dalam buku Syarah Kitab Tauhid (Jilid II), fillah artinya karena Allah.
Sehingga sahabat fillah bisa diartikan sebagai pertemanan yang dibangun karena Allah. Lantas apa makna di balik istilah sahabat fillah dalam Islam? Berikut informasi yang telah dirangkum dari beberapa sumber.

Sahabat Fillah dalam Islam

Ilustrasi sahabat fillah (Pexels).
Pertemanan yang dibangun karena Allah artinya menjadikan-Nya sebagai nomor satu dalam berbagai kondisi. Sebagaimana disampaikan Syaiful Anshor dalam buku Sahabat Ajak Aku ke Surga, Rasulullah pernah bersabda:
ADVERTISEMENT
“Tali iman yang paling kuat adalah saling membela karena Allah, memusuhi karena Allah, cinta karena Allah, dan benci juga karena Allah SWT.” (HR. Ath-Thabrani).
Oleh karena itu menurutnya, persahabatan akan semakin kuat dan kukuh apabila dijalin atas dasar kecintaan kepada Allah SWT. Contohnya kisah pertamanan orang Ansar dan Muhajirin yang diabadikan Allah dalam surat Al-Hasyr ayat 9 yang berbunyi:
وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗوَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Artinya: Orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota (Madinah) dan beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin) mencintai orang yang berhijrah ke (tempat) mereka.
ADVERTISEMENT
Mereka tidak mendapatkan keinginan di dalam hatinya terhadap apa yang diberikan (kepada Muhajirin). Mereka mengutamakan (Muhajirin) daripada dirinya sendiri meskipun mempunyai keperluan yang mendesak.
Siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran itulah orang-orang yang beruntung.
Berdasarkan tafsir Kemenag, Muhajirin adalah orang-orang yang terusir dari kampung halamannya di Mekah. Mereka berhijrah bersama Rasulullah ke Madinah demi menolong Allah dan Rasul-Nya.
Sementara kaum Ansar adalah penghuni Madinah yang telah menduduki wilyah itu sebelum Rasul dan kaum Muhajirin datang. Dan pada ayat itu Allah menunjukkan bahwa kaum Ansar menerima mereka tanpa pamrih, lillahi ta'ala.
Sebagaimana dikisahkan Syaiful Ansar dalam bukunya, suatu hari datang seorang dari kaum Muhajirin kepada Rasulullah dalam keadaan lapar. Namun karena tak memiliki persediaan makanan, beliau menanyakan kepada para sahabat.
ADVERTISEMENT
Salah satu orang dari kaum Ansar kemudian menolongnya. Ia dan keluarganya memuliakan orang yang kelaparan itu meskipun mereka sendiri sedang dalam kekurangan.
Oleh karenanya umat Islam dianjurkan untuk menjalin persahabatan karena Allah, bukan berdasarkan kecerdasan, kekayaan, ataupun tujuan tertentu. Allah pun telah memperingatkan dalam surat Az-Zukhruf ayat 67 yang berbunyi:
اَلْاَخِلَّاۤءُ يَوْمَىِٕذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: Teman-teman akrab pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.
(NSA)