Konten dari Pengguna

Mengenal Kata Konkret dalam Puisi beserta Contoh Penggunaannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
2 Oktober 2022 14:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi puisi. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi puisi. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Pemilihan diksi yang tepat sangat penting dalam pembuatan puisi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah kata konkret dalam puisi.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Sukses Menulis Puisi karya Silfi Zahratunnisa, dkk., kata konkret dalam puisi bertujuan untuk membangkitkan imaji dan daya bayang pembaca. Sehingga, pembaca seolah melihat, merasakan, dan mendengar apa yang dilukiskan penyair dalam bait-baitnya.
Kata konkret juga mampu mewakili maksud yang ingin disampaikan penulis. Misalnya, pemilihan kata “api” mewakili ungkapan kemarahan dan gambaran kebencian.
Penggunaan kata konkret diperlukan agar pembaca dan pendengar bisa membaca pesan yang tersirat. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang kata konkret dalam puisi selengkapnya yang bisa Anda simak.

Kata Konkret dalam Puisi

Kata konkret dalam puisi biasa digunakan untuk menggambarkan keadaan yang nyata. Penyair menggunakan jenis kata ini agar pesan yang dituliskan dalam karyanya bisa sampai kepada pembaca atau pendengar.
Ilustrasi puisi. Foto: pixabay
Kata konkret akan mempertegas makna abstrak yang diusungnya. Definisi ‘konkret’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu nyata, benar adanya. Kata ini termasuk dalam kelas adverbial. Contohnya, kursi termasuk benda konkret.
ADVERTISEMENT
Dalam puisi, yang dimaksud kata konkret adalah kata yang mewakili sebuah makna wujud, makna fisik, makna nyata, dan makna yang sesuai dengan konteks puisinya. Makna konkret dalam puisi, mampu mempertegas maksud kata yang diungkapkan.
Puisi "Senja di Pelabuhan Kecil" karya Chairil Anwar, akan mengantarkan kita pada pemahaman penggunaan kata konkret. Berikut contoh lengkapnya yang bisa Anda simak:
"Senja Di Pelabuhan Kecil"
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak
ADVERTISEMENT
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar, 1946)
Ilustrasi puisi. Foto: pixabay
Kata "gudang-gudang" dan "rumah tua" mewakili keadaan yang sepi, tidak ada keramaian, tidak ada hiruk-pikuk kerumunan orang. Kata ini juga bisa mewakili keadaan yang tidak menyenangkan.
Sedangkan kata “rumah tua” didefinisikan sebagai gambaran kuno, ketinggalan zaman, dan tidak menarik. Berbeda bila yang akan digambarkan keadaan kuno tapi menarik, yang pas adalah kata "rumah antik".
Kata konkret 'tiang', 'temali', 'perahu', kata-kata ini mewakili benda-benda yang nyata ada di pelabuhan. Kata-kata ini berkaitan dengan kapal dan perahu yang merupakan alat angkut untuk mengarungi lautan, untuk mengangkut manusia atau barang-barang lain. Kata-kata tersebut akan menguatkan makna "di pelabuhan kecil".
ADVERTISEMENT
Dijelaskan dalam buku Pembelajaran Puisi: Apresiasi dari dalam Kelas karya Supriyanto (2020), rangkaian kata konkret ini juga menunjukkan semangat seseorang dalam menjalani kehidupannya. Bahwa kehidupan haruslah diperjuangkan, diikhtiarkan meskipun tantangan berat menghadang sekalipun.
(MSD)