Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Kaulinan Barudak Sunda, Permainan Tradisional Anak yang Kian Langka
24 Februari 2022 16:17 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sebelum teknologi secanggih seperti sekarang, ragam permainan tradisional anak menjadi favorit masyarakat. Di Tanah Sunda, permainan tradisional anak dikenal dengan istilah kaulinan barudak Sunda.
ADVERTISEMENT
Kaulinan yang artinya permainan, berasal dari kata ulin (main). Sedangkan barudak memiliki arti anak-anak. Secara tradisi, permainan ini sudah ada sejak zaman dahulu kala.
Beberapa kaulinan barudak Sunda memiliki keunikan yang menjadikannya berbeda dengan jenis-jenis permainan tradisional di daerah lain. Dikutip dari situs jabarprov.go.id, keunikannya adalah sebagai berikut:
Selain itu, yang paling menarik dari kaulinan Barudak Sunda adalah penggunaan nyanyian berbahasa Sunda atau kakawihan di beberapa jenis permainan.
Akibat kemunculan game online, beberapa permainan tradisional anak di Sunda semakin jarang dimainkan. Meski ada juga yang masih eksis, jumlahnya pun tak seberapa.
Macam-Macam Kaulinan Barudak Sunda
Merangkum dalam buku Kompilasi Permainan Rakyat Menggali Nilai-Nilai Budaya karangan Daniel Rusyad (2020: 58), berikut contoh permainan tradisional anak-anak di Sunda atau dikenal dengan kaulinan barudak Sunda.
ADVERTISEMENT
1. Anjang-Anjangan
Permainan ini banyak dimainkan anak-anak perempuan. Cara bermainnya, satu orang anak berperan sebagai penjual makanan. Dirinya berpura-pura memasak dengan menggunakan daun-daunan, sedangkan teman yang lain berperan sebagai pembeli.
Permainan ini juga bisa ditambahkan dengan peran lainnya seperti menjadi seorang guru, murid, atau sesuai keinginan para pemainnya.
2. Congklak
Permainan ini banyak dimainkan oleh anak perempuan dan biasanya berjumlah dua orang. Congklak menggunakan papan kayu yang sudah dilubangi sebagai medianya.
Tiap lubang pada papan kayu tersebut diisi dengan biji sawo. Permainan akan selesai ketika semua biji sawo tersebut berhasil diambil oleh lawan main.
3. Gatrik
Gatrik merupakan permainan yang lebih banyak dimainkan oleh anak laki-laki. Permainan ini menggunakan dua buah bambu berbeda ukuran, yaitu satu pendek dan satu panjang. Dengan beberapa gerakan, bambu pendek dipukul dan dilontarkan dengan bambu panjang.
ADVERTISEMENT
Jika bambu pendek yang dilontarkan berhasil ditangkap oleh tim lawan atau tim penjaga, maka tim pelempar akan kalah. Permainan ini umumnya dilakukan lebih dari 3 anak.
4. Egrang atau Jangkungan
Egrang menjadi permainan tradisional yang menyenangkan untuk dimainkan. Anak-anak akan menggunakan dua tongkat bambu yang memiliki pijakan sebagai tumpuan kaki.
Permainan egrang membutuhkan keseimbangan serta konsentrasi, agar bisa berjalan ke depan, ke belakang, maupun ke samping kiri dan kanan.
5, Ucing-Ucingan
Permainan ini bisa dilakukan anak laki-laki maupun perempuan. Seorang anak dipilih melalui cara pemilihan tertentu, seperti suten, hompimpah, atau kacang-kacangan untuk menjadi ucing.
Tugas seorang ucing itu ialah mengejar temannya yang lain dan harus bisa menyentuh satu per satu. Permainan selesai jika si ucing berhasil menyentuh semua temannya.
ADVERTISEMENT
6. Sapintrong
Permainan ini dimainkan anak-anak perempuan menggunakan alat bantu dari karet gelang yang dirangkai panjang menyerupai tali. Dua orang memainkan tali karet dengan cara diputar-putar, sedangkan satu orang lainnya berloncat menghindari tali karet tersebut. Sapintrong biasanya dimainkan secara bergilir sampai pada hitungan putaran tertentu.
(VIO)