Konten dari Pengguna

Mengenal Kisah Ikan Nabi Musa untuk Menambah Keimanan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
27 Februari 2023 10:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ikan nabi musa, foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ikan nabi musa, foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ikan Nabi Musa merupakan ikan yang diceritakan oleh Allah SWT di dalam Al-Quran saat menjelaskan mengenai perjalanan Nabi Musa bertemu dengan seorang hamba Allah yang shaleh bernama Khidir.
ADVERTISEMENT
Allah berfirman dalam surat Al-Kahfi ayat 61
فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوْتَهُمَا فَاتَّخَذَ سَبِيْلَهٗ فِى الْبَحْرِ سَرَبًا
"Maka ketika mereka sampai ke pertemuan dua laut itu, mereka lupa ikannya, lalu (ikan) itu melompat mengambil jalannya ke laut itu." (Qs. Al-Kahfi: 61).
Ikan Nabi Musa atau yang terkenal dengan nama ikan sebelah merupakan wujud akan kekuasaan Allah SWT. Melalui kisah ikan sebelah, kita diajarkan bahwa Allah SWT mampu menghidupkan yang mati dan mematikan yang hidup dengan amat mudahnya.
Lalu, bagaimana kisah ikan Nabi Musa dan apa saja makna keimanan yang dapat dipetik dari kisah tersebut?

Hikmah Kisah Ikan Nabi Musa

Menyadur dari laman Imam Ghazali Institute, rangkaian kisah ikan Nabi Musa dan pertemuannya dengan Nabi Khidir adalah penggambaran mengenai kebijaksanaan dalam melihat ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kisah tersebut juga mengajarkan tentang kekuasaan Allah yang tidak akan mampu diterjemahkan oleh nalar manusia. Pelajaran keimanan yang sangat dalam pada kisah ikan Nabi Musa ini Allah abadikan dalam Al-Quran surat Al-Kahfi ayat 60-65.

Kisah Ikan Nabi Musa

Ikan nabi musa, foto: Pixabay
Kisah ini dimulai ketika Allah SWT meminta Nabi Musa menemui salah satu hambanya yang saleh yang terkenal dengan sebutan Khidir. Akan tetapi, Allah tidak menjelaskan dengan pasti lokasi Khidir.
Allah hanya mengatakan bahwa tempat itu adalah persimpangan antara dua lautan. Menurut pendapat mayoritas ulama, ini merujuk pada persimpangan antara Mediterania timur dan Teluk Persia. Namun, Ibn Juzayy mengatakan bahwa itu mengacu pada Samudra Atlantik dan Laut Andalusia.
Dalam perjalanan tersebut, Allah meminta Nabi Musa untuk membawa seekor ikan dan seorang pelayan. Allah menjelaskan kepada Nabi Musa bahwa ikan yang dibawanya tersebut akan menghilang jika Nabi Musa telah sampai pada tempat Khidir.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, Nabi Musa berangkat dengan seorang pelayan. Di tengah perjalanannya, mereka merasa kelaparan dan memakan ikan tersebut. Akan tetapi, mereka hanya memakan setengahnya, sehingga setengah badan dari ikan tersebut masih utuh.
Sebelum terlelap tidur, Nabi Musa berkata kepada pelayannya, "Jika kamu melihat ikan ini berenang, bangunkan aku". Pelayan tersebut pun mengiyakan perkataan Nabi Musa sembari terus memperhatikan ikan tersebut.
Ketika terbangun, Nabi Musa terkejut karena ikan sebelah itu telah menghilang. Kemudian pelayannya berkata bahwa ia telah melihat ikan itu benar-benar hidup dan berenang kembali membelah lautan.
Beberapa ulama tafsir menyampaikan, si pelayan tersebut lupa membangunkan Nabi Musa karena terpana dengan kejadian luar biasa itu.
Kemudian, Nabi Musa pun meminta pelayannya untuk kembali menuju ke tempat ikan sebelah berenang. Atas izin Allah SWT, akhirnya Nabi Musa dapat bertemu dengan Khidir dan banyak mendapatkan pelajaran keimanan.
ADVERTISEMENT
(PHR)