Konten dari Pengguna

Mengenal Kitab Matan Jurumiyah dan Pengarangnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
13 November 2023 9:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Matan Jurumiyah. Foto: Unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Matan Jurumiyah. Foto: Unsplash.
ADVERTISEMENT
Kitab Matan Jurumiyah sudah tidak asing lagi di kalangan para santri. Kitab yang ditulis oleh Ibnu Ajurrum ini menjadi panduan dasar dalam mempelajari nahwu.
ADVERTISEMENT
Nahwu diperlukan bagi mereka yang ingin belajar Bahasa Arab. Dikutip dari buku Terjemah Imrithi dan Penjelasannya oleh Bahrudin Fuad, nahwu adalah pengetahuan tentang perubahan yang terjadi antarkata di akhir kalimat.
Menurut Imam Nawawi, hukum mempelajari nahwu adalah fardhu kifayah. Adapun keutamaan mempelajari nahwu di antaranya menjaga lisan dari kesalahan dalam berbicara serta untuk memperdalam pemahaman Al-Quran dan hadis.

Kitab Matan Jurumiyah

Ilustrasi Al-Quran. Foto: Unsplash.
Matan Jurumiyah ditulis sekitar abad ke-6 H. Kitab tersebut membahas tentang tata bahasa Arab yang terdiri dari 26 bab ringkas.
Kitab Matan Jurumiyah disusun menggunakan metode Kufiyyin atau mazhab Kuffah. Cirinya adalah menggunakan lafaz khafadh bukan jarr.
Secara garis besar, pembahasan Kitab Matan Jurumiyah dibedakan ke dalam tiga kajian besar, yakni anatomi kata pembentuk kalimat, deklinasi atau fleksi yang menunjukkan perubahan di akhir kata, serta kaidah fleksi itu sendiri yang terjadi pada verba.
ADVERTISEMENT
Dalam kajian anatomi, terdapat tiga jenis kata dalam Bahasa Arab yang tercakup dalam ilmu nahwu. Ketiga jenis kata tersebut adalah isim (kata benda), fi’il (kata kerja), dan harfun (huruf).
Setiap materi disusun dengan ringkas dan runut sehingga mudah dipahami oleh para pemula. Kitab tersebut juga mendapat banyak pujian dari para ulama dan telah memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat, terutama para santri yang sedang mempelajari Bahasa Arab.
Meski demikian, matan jurumiyah juga tak luput dari kekurangan. Kitab tersebut dianggap terlalu ringkas, sehingga banyak ulama di zaman berikutnya yang mengembangkan kitab tersebut.
Kitab Matan Jurumiyah diberikan anotasi (syarah) oleh banyak ulama dengan berbagai kekhasan. Beberapa anotasi dari kitab tersebut di antaranya, Kitab Mukhtashar Jiddan, Syarah Al-Kafrawi, Syarah Al-Asymawi, Syarah Khalid Al-Azhari (Abi Naja), Al-Kharidatul Bahiyyah, hingga Al-Fawakihul Janiyyah/Mutammimah Al-Ajurumiyyah.
ADVERTISEMENT

Pengarang Matan Jurumiyah

Ilustrasi Al-Quran Foto: Unsplash
Matan Jurumiyah dikarang oleh Abu Abdillah Sidi Muhammad bin Daud Ash-Shanhaji atau yang dikenal dengan Ibnu Ajjurum. Ibnu Ajjurum lahir di Kota Fez, Maroko, pada tahun 672 H, bertepatan dengan tahun wafatnya perawi hadits Imam Ibnu Malik.
Ibnu Ajjurum kecil menuntut ilmu agama di Kota Fez. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan ke Kairo bersama seorang ulama nahwu terkenal bernama Abu Hayyan Al Andalusi (pengarang kitab Al-Bahru Al-Muhith). Di Kairo, Ibnu Ajjurum mendapat restu dan mengajar ilmu tata bahasa Arab atau ilmu nahwu.
Selain ahli di bidang Nahwu, Ibnu Ajjurum menguasai Fiqih, matematika, sastra, tajwid, seni lukis, dan kaligrafi. Beliau juga merupakan seorang qiro’ah.
ADVERTISEMENT
Selain Matan Jumuriyah, karya-karya Ibnu Ajjurum yang terkenal adalah kitab Fara’id Al-Ma’ani fî Syarhi Hirzi Al-Amani dan kitab Al-Muqaddimah Al-Ajurrûmiyyah.
(GLW)