Mengenal Koda dalam Struktur Teks Narasi Beserta Contohnya

Ilustrasi teks narasi. Foto: pixabay

Koda adalah bagian akhir dalam sebuah karangan atau cerita. Umumnya, koda berisikan pesan-pesan moral yang hendak disampaikan penulis karya kepada pembacanya.

Mengutip Buku Ajar BIPA Tingkat 3 Berbasis Budaya Lokal Malang karya Helmi Muzakki, koda bisa berupa cerita sedih ataupun bahagia. Detail tentang kisahnya disesuaikan dengan gaya bercerita serta alur yang telah ditentukan penulis.

Koda biasanya ditemui pada jenis teks narasi. Penulis mencantumkan nilai moral pada bagian ini supaya pembaca bisa menjadikannya sebagai pembelajaran hidup.

Selain koda, ada juga bagian lain dalam struktur teks narasi yang perlu diketahui. Apa sajakah itu? Simak artikel berikut untuk mengetahui jawabannya.

Struktur Teks Narasi

Teks narasi adalah kumpulan paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam tulisan narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik.

Ilustrasi teks narasi. Foto: pixabay

Erdhita Oktrifianty dalam buku Kemampuan Menulis Narasi di Sekolah Dasar (2021) menyebutkan, teks narasi terbagi atas dua jenis, yakni narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Keduanya memiliki struktur serupa, berikut penjelasannya:

1. Orientasi

Mengenalkan tentang tokoh cerita, alur, dan latar sebuah cerita. Bagian ini menjadi pengenalan sebelum pembaca beranjak memasuki inti cerita.

2. Komplikasi

Berisi uraian tentang pengenalan konflik atau masalah yang terjadi dalam cerita. Komplikasi merupakan daya tarik dari sebuah karya.

3. Resolusi

Menyampaikan uraian akhir kisah atau ending dari sebuah cerita. Resolusi bisa juga disebut sebagai solusi atas permasalahan yang sebelumnya terjadi. Akhir ceritanya terbagi menjadi dua, yakni bahagia dan tidak bahagia.

4. Koda

Koda adalah pesan atau nilai-nilai moral yang ingin disampaikan dalam teks narasi. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat memberi manfaat dan bahan pembelajaran hidup bagi para pembaca.

Ilustrasi teks narasi. Foto: pixabay

Contoh Teks Narasi

Agar lebih memahaminya, simak contoh teks narasi berikut yang dikutip dari buku Pengembangan Keterampilan Menulis Paragraf oleh Munirah (2015):

Masih terbersit di benakku akan satu hal yang begitu menyita waktu, tenaga, dan pikiranku. Saat itu, tepat setelah pengumuman ujian nasional SMA selesai, hari di mana saya harus menentukan bagaimana nasib pendidikanku selanjutnya.

Pada saat tersebut, perdebatan sengit terjadi, bagaikan langit serasa ingin runtuh. Aku tak menyangka bahwa ibu dan ayahku berbeda pendapat denganku tentang masalah proses pendidikan selanjutnya, seakan memaksaku menentukan sebuah pilihan yang begitu sulit bagiku. Hal itu berawal dari pembicaraan kamu membahas perguruan tinggi apa yang harus saya pilih.

Dari lubuk hatiku yang paling dalam begitu mendambakan perguruan tinggi di bidang kesehatan. Seolah mereka tak mempedulikan sama sekali keinginanku, betul saja keinginan mereka berbeda 180 derajat dari keinginanku. Saya sangat sayang kedua orang tuaki sehingga saya tidak ingin mereka kecewa. Dengan niat yang ikhlas dan ridha dari Allah SWT, akhirnya saya mengikuti pilihan mereka.

(MSD)