Mengenal Kode ICD 10 ISK untuk Proses Diagnosis Infeksi Saluran Kemih

Kode ICD 10 ISK. Foto: Shutter Stock

Kode ICD 10 ISK kerap digunakan dalam proses diagnosis penyakit infeksi saluran kemih (urinary tract infection). Dalam dunia medis, penyakit ini dapat disebabkan oleh aktivitas bakteri yang masuk ke dalam urin dan memengaruhi saluran kemih.

Tidak hanya menyisakan infeksi, bakteri yang masuk juga dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. Jika tidak segera ditangani, bakteri akan memunculkan nanah yang membuat infeksi semakin parah.

Oleh karena itu, pasien dengan gejala ISK perlu diperiksa lebih dini untuk memaksimalkan penanganannya. World Health Organization (WHO) telah menerbitkan Kode ICD 10 ISK yang bisa digunakan untuk memudahkan proses diagnosa. Seperti apa?

Kode ICD 10 ISK untuk Diagnosis Infeksi Saluran Kemih

ICD 10 atau The International Classification of Diseases and Related-health Problems 10th merupakan pedoman klasifikasi internasional tentang penyakit. Pedoman ini ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 1900 untuk dipatuhi tenaga medis secara global.

Kode ICD 10 ISK Foto: Shutterstock

Sama seperti penyakit lainnya, ISK juga memiliki kode diagnosis yang lengkap. Mengutip laman Coding Ahead, kode ICD 10 ISK dapat diklasifikasikan menjadi 14 bagian yakni sebagai berikut:

Ke-14 kode tersebut adalah diagnosis untuk penyakit ISK berdasarkan gejala dan tingkat keparahannya. Dengan klasifikasi tersebut, pihak medis nantinya bisa memberikan penanganan yang tepat kepada pasien.

Ilustrasi buang air kecil Foto: Shutterstock

Mengutip Healthline, gejala ISK pada tiap orang bisa berbeda sesuai dengan gendernya. Pada pria, saluran kencing akan terasa nyeri dan rasa sakitnya merambat ke bagian dubur. Sedangkan pada wanita, rasa nyeri akan muncul di bagian panggul dan area kewanitaan.

Jika Anda merasakan gejala tersebut, segera hubungi dokter. Nantinya, dokter akan meninjau gejala dan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Untuk mengonfirmasi diagnosis ISK, dokter perlu menguji urin pasien terlebih dahulu.

Saat menguji sampel, dokter akan mencari jumlah sel darah putih yang lebih tinggi dalam urin pasien. Ini bisa mengindikasikan adanya infeksi pada saluran kemih dan uretra.

Kemudian, dokter juga akan melakukan kultur urin untuk menguji kandungan bakteri atau jamur. Kultur dapat membantu dokter mengidentifikasi penyebab infeksi dan memilih perawatan yang tepat nantinya.

(MSD)