Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Konsep Aglomerasi dan Contoh Penerapannya di Indonesia
5 Desember 2021 11:04 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Contoh konsep aglomerasi dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini biasa terjadi pada masyarakat desa dan kota dengan mengelompokkan golongan tertentu berdasarkan tingkat ekonominya.
ADVERTISEMENT
Pada konsep aglomerasi, masyarakat cenderung mengelompokkan penduduk menjadi tiga kawasan yakni elit, menengah, dan bawah. Ketiganya digolongkan sesuai dengan tingkat ekonomi dan jenis pekerjaan mereka.
Kawasan elit biasa diisi oleh pebisnis kaya dan konglomerat, kawasan menengah diisi oleh pedagang dan pekerja kantoran, sedangkan kawasan rendah diisi oleh kaum marjinal seperti pengamen dan pemulung.
Bagaimana penerapan konsep aglomerasi di Indonesia dan seperti apa contohnya? Agar lebih memahaminya, simak penjelasan berikut.
Konsep Aglomerasi di Indonesia
Mengutip buku Bank Soal CMS: Geografi SMA/MA Kelas X, XI, XII, konsep aglomerasi merupakan suatu fenomena berkelompok yang menjadi satu bentuk atau struktur. Konsep ini mengelompokkan suatu gejala yang berkaitan dengan segala aktivitas manusia.
Dalam praktiknya, konsep aglomerasi selalu berkaitan dengan kawasan permukiman, industri, dan pusat perdagangan. Masyarakat umumnya memiliki kecenderungan untuk hidup berkelompok pada tempat tertentu yang mereka anggap paling menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Contohnya, para petani cenderung bermukim di wilayah subur, masyarakat kota berkelompok di wilayah dengan strata sederajat, dan nelayan bermukim di wilayah pesisir.
Pengelompokkan tersebut dianggap berpotensi menciptakan ketimpangan sosial di kalangan masyarakat. Sehingga, risiko munculnya diskriminasi antarkawasan pun bisa saja terjadi.
Meski begitu, konsep aglomerasi juga memiliki dampak positif yang sangat menguntungkan. Konsep ini dapat memudahkan penyediaan sarana pendidikan, kesehatan, dan ekonomi bagi masyarakat luas.
Dengan adanya aglomerasi, efisiensi tinggi akan tercipta di bidang pemasaran dan pelayanan umum. Sebagaimana disampaikan oleh Iwan Gatot Sulistyanto dalam bukunya yang berjudul Geografi SMA/MA Kelas X.
Menurut Iwan, konsep aglomerasi dapat menjadi cara untuk menciptakan kesejahteraan baru di kalangan masyarakat. Pelayanan berbagai sektor yang terjamin menjadi sebab utama tercapainya cita-cita dan harapan tersebut.
Selain ekonomi internal, aglomerasi juga menyangkut masalah eksternal. Perusahaan dapat memperoleh keuntungan karena berada pada lokasi yang berdekatan dengan perusahaan lain.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diketahui, terbentuknya beberapa kota besar di kawasan Asia merupakan salah satu bentuk konsep aglomerasi. Kawasan ini biasa disebut sebagai “Kota Mega” dengan jumlah penduduk lebih dari 10 juta jiwa.
Urbanisasi menjadi penyebab terjadinya aglomerasi di beberapa wilayah perkotaan. Namun, faktor utama yang mendorong terjadinya urbanisasi itu adalah adanya industrialisasi.
Contoh konsep aglomerasi yang ada di Indonesia yaitu keberadaan Kota Tangerang sebagai kawasan Indiustri yang diisi dengan ribuan pabrik. Di kawasan ini, masyarakat berprofesi sebagai buruh pabrik untuk mencapai kesejahteraan.
(MSD)