Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Macam-Macam Jujur dan Maknanya Bagi Umat Muslim
16 Februari 2021 9:41 WIB
·
waktu baca 6 menitDiperbarui 10 April 2023 10:50 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jujur adalah sifat terpuji yang disukai oleh Allah SWT dan rasul-Nya. Jujur diibaratkan sebagai perhiasan mahal yang harus dimiliki oleh seluruh umat Muslim di dunia.
ADVERTISEMENT
Allah SWT telah banyak menyampaikan anjuran untuk berperilaku jujur, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Anfal ayat 27 yaitu sebagai berikut.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَخُونُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ وَتَخُونُوٓا۟ أَمَٰنَٰتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS. Al Anfal: 27)
Bagi mereka yang senantiasa bersikap jujur akan disenangi oleh banyak orang. Karena pada saat ini, kejujuran termasuk ke dalam hal yang langka dan menjadi sesuatu yang tak ternilai harganya.
Macam-Macam Istilah Jujur
Dalam buku Minhajul Qashidin: Jalan Orang-Orang yang Mendapat Petunjuk karya Ibnu Qudamah (2009: 465), istilah jujur diartikan ke dalam beberapa makna, yaitu sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
1. Jujur dalam Perkataan (Shidq Al-Hadits)
Jujur dalam perkataan berarti mewajibkan setiap umat Islam agar selalu menjaga lisannya untuk tidak berbicara, kecuali benar dan secara jujur. Selain itu wajib menghindari perkataan yang tidak sesuai karena termasuk ke dalam jenis dusta.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al Ahzab ayat 70 yang berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar," (QS. Al Ahzab: 70)
2. Jujur dalam Niat dan Kehendak (Shidq Al-Qalbi)
Makna niat dan kehendak dalam hal ini dikembalikan kepada sikap ikhlas menerima. Jika amal tidak didasari niat mendekatkan diri kepada Allah, gugurlah pahala yang akan didapatkannya dan dapat dikategorikan ke dalam sifat berdusta.
Sebagaimana diriwayatkan dalam hadist berikut.
ADVERTISEMENT
فَقَالَ : مَا عَمِلْتَ فِيهَا ؟ قَالَ : تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَقَرَأْتُ الْقُرْآنَ وَعَمِلْتُهُ فِيكَ ، قَالَ : كَذَبْتَ ، إِنَّمَا أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ فُلاَنٌ عَالِمٌ ، وَفُلاَنٌ قَارِئٌ ، فَقَدْ قِيلَ ، فَأُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ
Artinya:
"..kemudian ditanyakan (kepadanya): “Apa yang engkau perbuat sewaktu di dunia?” ia menjawab: “Aku menuntut ilmu dan membaca Alquran serta mengamalkannya di jalan-Mu.”
Lalu dijawab, “Bohong! Kamu melakukannya hanya ingin disebut sebagai orang yang alim, yang qari.” Kemudian Allah memerintahkan untuk disungkurkan wajahnya dan dilemparkan ke dalam api neraka." (HR. Hakim)
3. Jujur Hasrat dan Pemenuhan Hasrat (Shidq Al-Wa’d)
Contoh dari makna jujur satu ini, yang pertama adalah seperti orang yang berkata, "Jika Allah SWT mengaruniakan harta benda kepadaku, maka aku akan mensadaqahkan semuanya." Hal tersebut mengindikasi hasrat yang jujur namun terdapat keraguan di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, contoh yang kedua adalah hasrat jujur untuk berjanji kepada diri sendiri. Hal ini membutuhkan bukti apakah benar adanya atau justru dikuasai oleh hawa nafsu.
Terkait pemaknaan ini, Allah telah berfirman dalam Alquran Surat Al Ahzab ayat 23.
مِّنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا۟ مَا عَٰهَدُوا۟ ٱللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُۥ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا۟ تَبْدِيلًا
Artinya:
"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak mengubah (janjinya)," (QS. Al Ahzab: 23)
4. Jujur dalam Amal (Shidq Al-’Amal)
Makna jujur dalam amal memiliki derajat yang paling tinggi. Sebab ditujukan agar perbuatan amal umat Muslim tidak terlalu memperlihatkan riya dengan mengalahkan apa yang ada dalam batin manusia.
ADVERTISEMENT
Allah berfirman dalam Surat Al Hujurat ayat 15 yaitu sebagai berikut.
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا۟ وَجَٰهَدُوا۟ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلصَّٰدِقُونَ
Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya,
kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (QS. Al Hujurat: 15)
5. Jujur dalam Berbagai Hal (Shidq Al-Haal)
Dalam makna istilah jujur ini diterapkan pada berbagai hal yang dilakukan oleh umat Islam itu sendiri. Contohnya adalah jujur pada saat tolong-menolong sesama umat Muslim dan tidak menanamkan sifat penuh kedengkian serta iri hati.
Rasulullah bersabda:
"Hendaklah kalian (berbuat) jujur! Sesungguhnya jujur menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan menunjukkannya ke Surga.
ADVERTISEMENT
Dan senantiasa seorang (berbuat) jujur dan menjaga kejujurannya hingga ditulis disisi Allah SWT sebagai Ash-Shiddiq (orang yang jujur)." (HR. Muslim)
Keutamaan Bersikap Jujur dalam Islam
Sesungguhnya jujur memiliki banyak keutamaan dan manfaat bagi umat Muslim, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam sebuah hadis, Ali bin Abi Thalib berkata bahwa Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya di surga ada kamar-kamar yang terlihat bagian luarnya dari dalamnya, dan bagian dalamnya dari luarnya.” Kemudian seorang dusun berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, bagi siapakah kamar-kamar itu?”
Rasulullah SAW menjawab: “Bagi orang yang baik tutur katanya dan suka memberi makan kepada orang lain, terus berpuasa serta shalat di waktu malam ketika orang-orang sedang tidur." (HR. Tirmidzi)
ADVERTISEMENT
Baca Juga: Akibat Sikap Tidak Jujur dalam Ajaran Islam
Dalil Kejujuran dalam Islam
Islam memandang kejujuran sebagai salah satu sikap yang harus dilakukan setiap Muslim. Apabila berbohong dan tidak sesuai syariat, perbuatan tersebut dapat dihukumi dosa. Beberapa dalil kejujuran dalam Islam tertuang dalam Alquran dan hadits berikut.
1. Surat Al-Ahzab Ayat 70
Kejujuran merupakan segala perkataan yang benar. Dalam surat Al-Ahzab ayat 70, Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab: 70)
2. Surat An-Nisa Ayat 87
Kejujuran sangat dijunjung tinggi dalam Islam. Allah mensifati diri-Nya dengan sifat jujur sebagai tertuang dalam ayat Alquran berikut:
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَا رَيْبَ فِيهِ وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثًا
ADVERTISEMENT
Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) dari pada Allah." (QS. An-Nisa: 87)
3. Surat At-Taubah Ayat 119
Setiap Muslim seharusnya memiliki sifat jujur sebagaimana firman Allah berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar." (QS. At-Taubah: 119)
4. Surat Al-Ahzab Ayat 23
Allah menjadikan sifat jujur sebagai tanda-tanda orang-orang yang saleh. Hal ini dijelaskan dalam ayat Alquran berikut:
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا
Artinya: "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya)." (QS. Al-Ahzab: 23)
ADVERTISEMENT
5. Hadits Bukhari dan Muslim
Perintah untuk berbuat dan berkata jujur juga disebutkan oleh Nabi Muhammad dalam salah satu haditsnya. Rasulullah bersabda:
"Hendaklah kamu selalu berbuat jujur, sebab kejujuran membimbing ke arah kebajikan, dan kebajikan membimbing ke arah surga.
Tiada henti-hentinya seseorang berbuat jujur dan bersungguh-sungguh dalam melakukan kejujuran sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai orang jujur.
Dan hindarilah perbuatan dusta. Sebab dusta membimbing ke arah kejelekan. Dan kejelekan membimbing ke arah neraka.
Tiada henti-hentinya seseorang berbuat dusta dan bersungguh-sungguh dalam melakukan dusta sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta." (HR. Bukhari dan Muslim)
(HDP & SFR)