Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Misa Arwah yang Diselenggarakan Gereja Katolik Setiap 2 November
2 November 2021 16:30 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Ayu Utami (2021) dalam buku Simple Miracles, ketika melangsungkan misa arwah, umat Katolik tidak hanya mendoakan kerabat yang sudah wafat. Mereka juga berdoa untuk jiwa-jiwa tidak dikenal yang masih berada dalam api penyucian.
Jiwa-jiwa tidak dikenal dapat berupa jiwa yang tidak dicatat dalam sejarah, meninggal dalam keadaan sedih, hingga tersesat. Melalui doa yang dipanjatkan, umat Katolik bisa membantu jiwa-jiwa itu dalam proses pemurnian.
Untuk memahami lebih jauh misa arwah, Anda bisa menyimak ulasan berikut ini.
Apa Itu Misa Arwah?
Mengutip buku Matematika dalam Budaya: Kumpulan Kajian Etnomatematika (2019), misa arwah adalah bentuk penghormatan dan pengakuan pada arwah leluhur. Misa ini juga dilakukan sebagai ungkapan syukur kepada Yesus Kristus atas anugerah kehidupan yang telah diambil oleh Allah.
ADVERTISEMENT
Penyelenggaraan misa arwah juga menjadi perayaan utama atas kematian seorang umat Katolik serta permohonan kepada Allah untuk cinta, belas kasih, dan pengampunan dosa bagi mereka yang telah tiada.
Misa arwah bisa digelar ketika berita kematian diterima, pada hari pemakaman, dan peringatan satu tahun kematian. Baik ketika hari itu jatuh dalam oktaf Natal atau bertepatan dengan suatu peringatan wajib, atau pada hari biasa. Kendati demikian, misa arwah tidak boleh bertepatan dengan Rabu Abu atau hari biasa dalam Pekan Suci.
Pada perayaan misa arwah, lilin Paskah akan dipasang di dekat peti mati. Lilin ini menjadi gambaran bahwa umat selalu didampingi oleh Tuhan Yesus Kristus sejak lahir hingga hari kematiannya. Selain itu, dilakukan juga pemercikan air suci untuk mengingatkan umat Katolik terhadap air baptis.
Di Lamalera, Nusa Tenggara Timur, misa arwah dilakukan satu hari sebelum misa lefa. Misa arwah dilaksanakan dengan mengunjungi makam dan membakar lilin di atas pusara.
ADVERTISEMENT
Apabila leluhur meninggal di laut, misa arwah akan digelar pada sore hari di pantai secara khusus. Dalam peringatan tersebut, satu per satu anggota keluarga dan suku akan mendoakan leluhur itu.
Sementara itu, misa lefa sendiri adalah puncak acara pembukaan musim berburu ikan paus di Lamalera. Setelah misa lefa selesai, pastor akan melakukan pemberkatan pada semua peledang milik warga. Kemudian, peledang praso sapang dilepas sebagai simbol dibukanya pasar ikan.
Bagi masyarakat Lamalera, tradisi tersebut merupakan bentuk keyakinan mereka terhadap Tuhan sebagai Allah yang memberikan rezeki dan perlindungan selama melaut.
(GTT)