Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Muhammad Yamin, Penulis Teks Sumpah Pemuda dan Sastrawan Indonesia
27 Oktober 2022 15:34 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tepat 94 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia mengucapkan ikrar Sumpah Pemuda untuk bertumpah darah, berbahasa, dan berbangsa Indonesia yang satu. Momen tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober.
ADVERTISEMENT
Ikrar Sumpah Pemuda menjadi salah satu pembakar semangat dan persatuan para pemuda dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Adapun bacaan teks Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut.
Teks Sumpah Pemuda adalah hasil dari rumusan dalam Kongres Pemuda II, sebuah pertemuan besar yang diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928. Pertemuan tersebut dihadiri para pelajar dari seluruh wilayah Tanah Air yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).
ADVERTISEMENT
Mengenal Muhammad Yamin, Penulis Teks Sumpah Pemuda
Muhammad Yamin lahir di Sawahlunto, Sumatra Barat pada tanggal 22 Agustus 1903. Ia merupakan putra dari Ustman Baginda Khatib dan Sa'adah yang masing-masing berasal dari Sawahlunto dan Padang Panjang.
Muhammad Yamin adalah lulusan Recht Hige School (Sekolah Tinggi Hukum) di Jakarta. Selama menjadi mahasiswa di sana, ia aktif dalam beberapa organisasi, salah satunya Jong Sumatranen Bond (Organisasi Pemuda Sumatra) dan menjadi ketuanya pada periode 1926-1928.
Muhammad Yamin memulai kariernya sebagai seorang penulis pada tahun 1920-an semasa dunia sastra Indonesia mengalami perkembangan. Karya-karya awalnya masih terikat pada bentuk-bentuk bahasa Melayu klasik.
Dikutip dari 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh oleh Jamal D. Rahman (2013: 49), pada tahun 1922, Muhammad Yamin muncul untuk pertama kalinya sebagai penyair dengan puisinya yang berjudul "Tanah Air". Karya ini merupakan himpunan puisi modern Melayu pertama yang pernah diterbitkan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Muhammad Yamin menulis puisinya yang kedua, yaitu "Tumpah Darahku". Tulisan ini muncul pertama kali pada tanggal 28 Oktober 1928.
Karya "Tumpah Darahku" sangat penting dari segi sejarah . Karena pada waktu itulah Muhammad Yamin dan beberapa pejuang kemerdekaan lainnya memutuskan untuk menghormati satu Tanah Air, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia dalam peristiwa Sumpah Pemuda.
Muhammad Yamin merupakan salah satu putra terbaik bangsa yang sangat gigih dalam menuntut ilmu. Sehingga, ia tidak saja berkarier sebagai seorang sastrawan, tetapi juga merupakan seorang ahli hukum dan politikus.
Setelah kemerdekaan Indonesia, banyak jabatan penting yang telah diemban Muhammad Yamin. Mengutip Nasionalisme dan Pergerakan Kebangsaan Indonesia oleh Darwati (2022: 139), jabatan-jabatan yang pernah dipangkunya antara lain:
ADVERTISEMENT
Saat menjabat sebagai Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Yamin banyak mendorong pendirian universitas-universitas negeri dan swasta di Indonesia. Beberapa perguruan tinggi yang ia dirikan adalah Universitas Andalas di Padang dan Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung.
(SFR)