Konten dari Pengguna

Mengenal Nasi Aking, Limbah Rumah Tangga yang Dijadikan Pakan Ternak

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
8 Juli 2022 10:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gabah, pakan ternak. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gabah, pakan ternak. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Nasi aking adalah jenis pangan yang terbuat dari sisa nasi tak termakan yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Jenis pangan ini biasanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak unggas seperti ayam, bebek, dan entok.
ADVERTISEMENT
Tampilan fisik nasi aking biasanya berwarna kuning kecoklatan, memiliki tekstur kering, dipenuhi jamur, dan bau yang kurang sedap. Karena berasal dari sisa makanan, nasi aking tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia.
Mengutip buku Pakan Alternatif dan Pengaruhnya Pada Produktivitas Itik Lokal karya Tjuk Imam, masyarakat biasa memanfaatkan nasi aking sebagai pakan unggas yang dicampur dengan dedak atau pur. Di beberapa daerah, khususnya pulau Jawa, nasi aking juga diperjualbelikan di pasar tradisional.
Para peternak unggas biasa mencampurkan nasi ini untuk menghemat biaya pakan. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang nasi aking selengkapnya.

Pengertian Nasi Aking

Nasi aking banyak digunakan sebagai bahan campuran pakan ternak hingga saat ini. Masyarakat biasa mencampurkannya dengan bahan lain seperti dedak ataupun pur.
Ilustrasi unggas ternak. Foto: pixabay
Proses pembuatan nasi aking cukup mudah. Anda hanya perlu mengeringkan nasi sisa di bawah sinar matahari selama 5-10 hari tergantung cuaca.
ADVERTISEMENT
Selama itu, akan tumbuh mikroba yang berwarna kekuningan pada nasi. Kemudian, mikroba akan mengubah warna nasi menjadi kecoklatan atau kehitaman. Setelah nasi menjadi kering, tidak ada lagi pertumbuhan mikroba dan membuatnya bebas dari jamur.
Pengeringan akan menghasilkan beras aking yang berwarna kecoklatan sebagai akibat terjadinya reaksi Maillard. Reaksi ini terjadi karena senyawa gula (glukosa) terbentuk selama pereduksi penjemuran yang bereaksi dengan gugus amino dari protein beras.
Nasi aking yang sudah kering bisa ditambahkan pada pakan harian bebek dengan cara direndam selama 3-4 hari terlebih dahulu. Kemudian, campurkan jadi satu dengan dedak.
Menurut penelitian, nasi aking kaya akan karbohidrat. Dengan kandungan ini, kesehatan unggas akan lebih prima dan meningkatkan produktifitas telur agar lebih baik lagi.
ADVERTISEMENT
Selain nasi aking, ternyata ada jenis pakan lain yang bisa diberikan kepada unggas ternak. Dirangkum dari buku Peluang Memelihara Entok Secara Intensif karya Dwi Marga Putri (2021), berikut rinciannya:
Ilustrasi unggas ternak. Foto: pixabay

1. Pur

Pur merupakan istilah yang biasa digunakan oleh masyarakat di pedesaan untuk menyebut ransum komersil yang dijual di pertokoan. Peternak menggunakan pur untuk pakan entok berumur 1-3 minggu.
Khusus entok yang berusia tua, peternak kerap mencampurkannya dengan dedak atau nasi. Kandungan zat nutrisi pur berbeda-beda, umumnya terdiri dari lemak kasar, protein kasar, serat kasar, dan gross energi (GE).

2. Dedak padi

Dedak padi diperoleh dari proses penggilingan padi menjadi beras. Bahan ini sering digunakan dalam pakan karena mempunyai potensi ketersediaan yang tinggi.
Dedak padi mengandung sumber energi dan asam amino yang baik untuk unggas. Selain kandungan serat kasar, dedak padi mempunyai kandungan asam pitat yang dapat menurunkan ketersediaan mineral pospor dalam pakan.
ADVERTISEMENT

3. Gabah

Gabah dapat diberikan ke entok sebagai sumber energi. Penggunaan gabah sebagai pakan entok bisa menekan biaya peternakan menjadi lebih minim. Jenis pakan ini mengandung kadar air yang cukup tinggi, protein, serat, dan lemak kasar.
(MSD)