news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengenal Pelestarian In Situ, dari Pengertian hingga Jenis-jenisnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
18 Agustus 2021 18:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wisatawan melihat komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan melihat komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
In situ adalah salah satu strategi pelestarian jangka panjang bagi keanekaragaman hayati dan hewani yang ada di Indonesia. Pelestarian jenis ini mampu melakukan perlindungan atas populasi dan komunitas alami di habitat aslinya.
ADVERTISEMENT
Beberapa spesies hewan dan tumbuhan hanya memiliki kemampuan untuk menjalani proses adaptasi di alam bebas. Situasi ini menjadikan in situ lebih efektif diterapkan sebagai strategi pelestarian keanekaragaman hayati dan hewani di Indonesia.
Pelestarian in situ dilakukan dengan pembuatan hutan lindung dan taman nasional. Selain itu ada jenis pelestarian in situ lain yang ada di Indonesia.
Penasaran apa saja? Agar lebih memahaminya, simak penjelasan berikut.

Pelestarian In Situ

Mengutip buku Biologi Untuk SMA/MA Kelas X oleh Gunawan Susilowarno, dkk., pelestarian In situ adalah suatu upaya pelestarian sumber daya alam hayati di habitat atau tempat aslinya. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan karakteristik tumbuhan atau hewan tertentu sangat membahayakan kelestariannya apabila dipindahkan ke tempat lain.
Canoeing di Taman Nasional Kalbarri. Foto: Dok. Tourism Western Australia
Pada pelestarian In situ, hewan dan tumbuhan dilestarikan dengan cara menjaga habitat tinggalnya. Misalnya Taman Nasional Komodo sebagai tempat habitat asli kadal terbesar Komodo.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada jenis pelestarian In situ lain yang dikembangkan di Indonesia. Antara lain sebagai berikut:
1. Taman Nasional Bunaken
Melansir laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem perairan tropis Indonesia yang terdiri dari ekosistem hutan bakau, padang lamun, terumbu karang, dan ekosistem daratan/pesisir. Taman nasional ini terletak di Provinsi Sulawesi Utara.
Jenis tumbuhan di hutan bakau Taman Nasional Bunaken yaitu Rhizophora sp., Sonneratia sp., Lumnitzera sp., dan Bruguiera sp. Sedangkan jenis ganggang yang terdapat di taman nasional ini meliputi jenis Caulerpa sp., Halimeda sp., dan Padina sp. 
Padang lamun yang mendominasi terutama di pulau Montehage dan pulau Nain yaitu Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassodendron ciliatum. Hutan ini kaya dengan berbagai jenis kepiting, udang, moluska dan berbagai jenis burung laut seperti camar, bangau, dara laut, dan cangak laut.
ADVERTISEMENT
Tercatat 13 genus karang hidup di perairan Taman Nasional Bunaken yang didominasi oleh jenis terumbu karang tepi dan terumbu karang penghalang. Yang paling menarik adalah tebing karang vertikal sampai sejauh 25-50 meter.
Ilustrasi keindahan alam bawah laut Bunaken Foto: Shutter Stock
2. Cagar Alam Maninjau
Cagar Alam Maninjau terletak di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Cagar alam ini merupakan habitat dari berbagai hewan buas (meliputi harimau Sumatera dan beruang madu), hewan langka (harimau dahan, trenggiling, dan burung kuau) serta bunga langka.
Salah satu bunga langka yang terdapat di Cagar Alam Maninjau adalah bunga rafflesia terbesar di Indonesia yang memiliki diameter sebesar 111 cm. Cagar alam ini memiliki daya tarik lain yaitu Danau Maninjau yang luasnya mencapai 99.5 kilometer.
3. Hutan Lindung Sungai Wain
ADVERTISEMENT
Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) terletak 15 kilometer dari pusat kota Balikpapan. Terdapat banyak jenis pohon di hutan lindung ini, di antaranya Bangkirai, (Shorea Laevis), Ulin (eusideroroxylon zwageri) dan Gaharu (aquilaria malaccensis). Selain itu, hutan lindung ini juga mempunyai keragaman jenis yang tinggi untuk jenis epifit (anggrek dan pakis) serta tumbuhan merambat (liana) lainnya.
(MSD)