Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Penemu Batik Pertama di Indonesia dan Sejarah Perkembangannya
27 September 2022 9:30 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sosok K.R.T Hardjonagoro dikenal pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Kala itu, ia turut terlibat dalam kebijakan yang dibuat Soekarno untuk memajukan industri batik di Indonesia.
Mengutip buku Batik Indonesia susunan Jusri dan Mawarzi Idris (2012), K.R.T Hardjonagoro berperan penting dalam menentukan corak dan motif batik modern. Beliau juga memberikan contoh bahwa semua motif batik klasik menggambarkan makna yang unik.
Misalnya motif Sidoluhur, Sidomukti, dan alas-alasan yang ditampilkan dengan ornamen dedaunan atau bunga di negeri agraris. Batik buatan K.R.T Hardjonagoro mulai sering digunakan pada upacara-upacara ritual di dalam keraton seperti nyamping dan lain-lain.
Batik menjadi karya seni yang eksistensinya masih bertahan hingga kini. Bagaimana sejarah kemunculan di Indonesia? Simak artikel berikut untuk mengetahui jawabannya.
ADVERTISEMENT
Sejarah Batik di Indonesia
Sejak zaman kerajaan Hindu, batik sudah dikenal sebagai pakaian adat masyarakat Jawa. Bukti eksistensinya dapat dilihat pada candi-candi peninggalan zaman Hindu-Budha yang menggunakan motif batik pada ragam hias mereka.
Mengutip buku Filsafat Batik karya Santosa Haryono (2019), di arca candi Ngrimbi dekat Jombang ditemukan hiasan motif batik berbentuk “kawung”. Kemudian, di Candi Borobudur dan Candi Prambanan juga terdapat pahatan yang dihias dengan motif-motif batik.
Para ahli sejarah mengatakan bahwa batik merupakan karya seni asli Indonesia. Namun, sebagian yang lain meyakini bahwa batik ini mempunyai persamaan dengan Cina dalam bentuk stensilnya.
Unsur Cina tampak sekali di corak Kerajaan Majapahit pada tahun 1368. Unsur ini juga tampak pada motif batik Keraton yang ditampilkan.
ADVERTISEMENT
Contohnya adalah motif Naga sebagai simbol hujan dan kesuburan, Burung Huk sebagai simbol umur panjang, dan Kupu-kupu menunjukkan kemujuran dalam perkawinan.
Kain batik menjadi karya seni yang berasal dari rakyat, di mana motif atau coraknya merupakan refleksi dari kehidupan mereka di zaman itu. Karya seni batik memiliki corak dan motif yang menceritakan tentang kehidupan manusia.
Corak dan motif tersebut selanjutnya diadopsi oleh kalangan Keraton, kemudian ditampilkan sebagai produk yang diagungkan. Batik dilengkapi dengan persepsi kultural untuk kepentingan keraton yang difungsikan sebagai pakaian upacara ritual.
Jika dilihat dari statusnya, kain batik mencerminkan kesakralan yang memiliki daya magis tertentu. Itu mengapa kain batik tidak hanya enak dipandang, tetapi juga mengandung filosofi makna yang sangat dalam.
ADVERTISEMENT
(MSD)