Konten dari Pengguna

Mengenal Perbedaan Tekanan Darah Tinggi dan Tekanan Darah Rendah

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
25 April 2024 15:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cek hipertensi di rumah sakit. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cek hipertensi di rumah sakit. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tekanan darah adalah salah satu indikator vital yang dapat menggambarkan kondisi kesehatan seseorang. Variasi pada tekanan darah, baik tinggi maupun rendah, dapat mengindikasikan adanya gangguan kesehatan yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, tekanan darah juga dapat mendeteksi adanya risiko dan komplikasi yang beragam di dalam tubuh. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan antara tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tekanan darah rendah (hipotensi). Apalagi, kedua kondisi ini membutuhkan penanganan yang berbeda.

Mengenal Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Ilustrasi cek hipertensi di rumah sakit. Foto: Shutterstock
Hipertensi adalah kondisi medis di mana tekanan darah seseorang terus-menerus berada di atas nilai normal. Menurut Thomas GPickering dalam tulisannya yang berjudul What is hypertension? (1999), hipertensi didefinisikan ketika tekanan darah seseorang secara konsisten mencapai atau melebihi 140/90 mmHg.
Sejalan dengan pendapat tersebut, B. Hassan dalam jurnal "Overview on Hypertension" juga menambahkan bahwa meskipun hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala yang spesifik, tapi efek jangka panjangnya terhadap sistem kardiovaskular sangatlah serius.
ADVERTISEMENT

1. Definisi Hipertensi

Thomas GPickering mengidentifikasi hipertensi sebagai peningkatan yang persisten dalam tekanan darah, yang menempatkan tekanan tambahan pada jantung dan pembuluh darah.
Dalam jurnal New Definitions of Hypertension karya L. Krakoff, ditegaskan bahwa batasan tekanan darah untuk diagnosis hipertensi telah disesuaikan seiring waktu untuk lebih akurat mendeteksi risiko kesehatan yang lebih tinggi.

2. Penyebab dan Faktor Risiko

Faktor risiko untuk hipertensi meliputi pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol dan tembakau, serta predisposisi genetik.
T. Giles et al., dalam Definition and Classification of Hypertension: An Update (2009), menguraikan bahwa peningkatan pemahaman tentang hipertensi telah membantu mengidentifikasi berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pengelolaan penyakit ini.

3. Dampak Kesehatan

Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, termasuk penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Penanganan yang tepat sangat diperlukan untuk mengurangi risiko ini.
ADVERTISEMENT

Mengenal Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)

Ilustrasi hipertensi saat hamil atau preeklamsia. Foto: Shutter Stock
Hipotensi, atau tekanan darah rendah, merupakan kondisi medis di mana tekanan dalam arteri seseorang secara signifikan lebih rendah dari yang seharusnya.
J. F. Dally dalam Low Arterial Pressure menjelaskan bahwa hipotensi mungkin tidak selalu menunjukkan masalah serius, tetapi bisa menjadi indikator adanya kondisi kesehatan yang mendasari, terutama jika disertai dengan gejala lain seperti pusing atau pingsan.

1. Definisi Hipotensi

Hipotensi dijelaskan oleh J. Timperley dan S. Hothi dalam Hypotension (2018) sebagai keadaan di mana tekanan darah seseorang jatuh di bawah ambang 90/60 mmHg.
Sebenarnya hal ini tidak menimbulkan kekhawatiran, kecuali jika menyebabkan gejala yang mengganggu kualitas hidup atau indikasi kondisi medis yang lebih serius.

2. Penyebab dan Faktor Risiko

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipotensi antara lain kehilangan darah yang besar, dehidrasi berat, infeksi parah, atau masalah kardiovaskular.
ADVERTISEMENT
F. Ricci et al., dalam Orthostatic Hypotension: Epidemiology, Prognosis, and Treatment (2015) menyatakan bahwa bentuk umum hipotensi, seperti hipotensi ortostatik, sering terjadi pada individu yang lebih tua dan bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

3. Dampak Kesehatan

Menurut penelitian oleh Cherisse Berry et al., dalam Redefining hypotension in traumatic brain injury (2012), hipotensi dapat mengurangi perfusi ke organ vital termasuk otak, yang dalam situasi seperti cedera kepala bisa berakibat fatal jika tidak segera diintervensi.

Cara Mengatasi Hipotensi dan Hipertensi

Ilustrasi Pemeriksaan Tekanan Darah pada Ibu Hamil Foto: Shutterstock
Pengelolaan tekanan darah, baik tinggi maupun rendah, melibatkan intervensi gaya hidup, penggunaan obat-obatan, dan dalam beberapa kasus adalah prosedur medis.

1. Hipertensi

ADVERTISEMENT

2. Hipotensi

(MSD)