Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Pola Lantai Tari Kreasi Daerah dan Unsur-unsurnya
12 Agustus 2021 8:40 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Seni Budaya dan Keterampilan oleh Sri Murtono, contoh pola lantai terdapat pada tari piring golek asal Sumatera Barat, yakni gerak masuak sambah, gerak silang samping, dan gerak putar piring. Seluruh pola tersebut harus dilakukan secara harmonis.
Secara garis besar, pola lantai terbagi menjadi dua bentuk, yakni garis lurus dan garis lengkung. Pola lantai yang berbentuk lurus misalnya mendatar, maju mundur, dan serong. Sedangkan pola lantai yang melengkung misalnya melingkar dan setengah melingkar.
Pola lantai harus diperhatikan dalam pementasan tari kreasi daerah . Namun, untuk memperagakan tari kreasi daerah dengan baik, penari juga perlu memerhatikan unsur-unsur tari. Apa sajakah unsur-unsurnya? Simak ulasan berikut.
Unsur-unsur Pola Lantai Tari Kreasi Daerah
Mengutip buku Tematik 6H Bumiku Kurikulum 2013 Revisi 2016 dan Tematik 6D Globalisasi Kurikulum 2013 Revisi 2018 oleh Elah Nurelah dan Supriyadi, berikut unsur-unsur tari kreasi daerah.
ADVERTISEMENT
1. Gerak (Wiraga)
Gerak atau wiraga merupakan unsur paling pokok dalam seni tari. Tanpa gerak, sebuah pertunjukan tak dapat disebut sebagai seni tari. Gerak meliputi gerak tubuh dari kaki sampai kepala.
Gerak akan menjadi ciri khas perwatakan yang dimainkan dan disesuaikan dengan karakter tokoh. Gerak dapat menyampaikan ekspresi seperti marah, sedih, senang, dan lain-lain. Untuk menguatkan gerak, dapat dibantu dengan adanya irama.
2. Irama (Wirama)
Irama atau wirama merupakan unsur yang sangat penting dalam tari. Irama dapat membantu penari dalam mengatur gerak dan menguatkan gerak sesuai dengan watak tokoh yang dibawakan.
Biasanya irama tercipta oleh alat musik yang disusun sesuai dengan karakter tokoh yang dibawakan oleh sang penari. Sedangkan, penari harus mampu bergerak sesuai dengan irama.
ADVERTISEMENT
3. Perasaan (Wirasa)
Perasaan atau wirasa adalah unsur yang harus diekspresikan oleh penari melalui gerak dan raut wajah. Perasaan tersebut misalnya sedih, marah, dan senang. Penari dianggap berhasil menampilkan tari jika suatu rasa atau emosi dapat tersampaikan kepada penonton.
4. Wujud (Wirupa)
Wujud atau wirupa berfungsi untuk memberi kejelasan gerak tari yang di peragakan. Hal ini dapat dilakukan melalui busana, properti, dan tata rias yang dikenakan oleh penari. Wirupa disesuaikan dengan tema tarian dan tokoh yang diperankan oleh penari.
(AFM)