Mengenal Rarangken dalam Aksara Sunda beserta Jenis-Jenis dan Contohnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
5 September 2022 12:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi aksara sunda, rarangken. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi aksara sunda, rarangken. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Rarangken adalah tanda vokalisasi bunyi dalam aksara Sunda. Tanda ini dapat mengubah, menambah, atau menghilangkan bunyi vokal pada aksara ngalagena (konsonan) yang terdiri dari 25 buah.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Aksara Sunda Kaganga dan Sistem Tata Tulisnya karya Prof. Dr. H. Ayatrohaedi (2006), ada 13 rarangken dalam aksara Sunda. Masing-masing rarangken dikelompokkan lagi menjadi beberapa jenis yang disesuaikan dengan cara penulisan dan penempatannya.
Ada tanda vokalisasi yang ditulis di atas, di bawah, dan sejajar dengan aksara dasar bahasa Sunda. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang rarangken selengkapnya untuk Anda.

Rarangken dalam Aksara Sunda

Rarangken atau lambang vokalisasi aksara Sunda terdiri atas 13 buah. Mengutip buku Direktori Aksara Sunda untuk Unicode susunan Udin Baidillah, dkk (2008), berikut cara penulisannya yang tepat.
Ilustrasi aksara sunda, rarangken. Foto: pixabay

Vokalisasi yang ditulis “di atas” lambang aksara dasar

1. Panghulu
Panghulu berfungsi mengubah bunyi vokal aksara dasar /a/ menjadi /i/.
2. Pamepet
Pamepet berfungsi mengubah bunyi vokal aksara dasar /a/ menjadi /e/.
ADVERTISEMENT
3. Paneuleung
Paneuleung berfungsi mengubah bunyi vokal aksara dasar /a/ menjadi /eu/.
4. Panglayar
Panglayar berfungsi menambah konsonan /+r/ pada akhir aksara dasar.
5. Panyecek
Panyecek berfungsi menambah konsonan /+ng/ pada akhir aksara dasar.
Ilustrasi rarangken dalam aksara sunda. Foto: Shutter Stock

Vokalisasi yang ditulis “di bawah” lambang aksara dasar

1. Panyuku
Panyuku berfungsi mengubah bunyi vokal aksara dasar /a/ menjadi /u/.
2. Panyakra
Panyakra berfungsi menambah bunyi aksara /+ra/ pada aksara dasar yang didekatinya dan bisa disesuaikan dengan tanda vokalisasi pada aksara dasarnya.
3. Panyiku
Panyiku berfungsi menambah bunyi aksara /+la/ pada aksara dasar yang dilekatinya dan bisa disesuaikan dengan tanda vokalisasi pada aksara dasarnya.
Ilustrasi menulis rarangken dalam aksara sunda. Foto: Shutter Stock

Vokalisasi yang ditulis “sejajar” dengan aksara dasar

1. Panéléng
Panéléng berfungsi mengubah bunyi vokal aksara dasar /a/ yang didahuluinya menjadi /é/.
2. Panolong
Panolong berfungsi mengubah bunyi vokal aksara dasar /a/ yang mendahuluinya menjadi /o/.
ADVERTISEMENT
3. Pamingkal
Pamingkal berfungsi menambah bunyi /+ya/ pada aksara dasar yang dilekatinya, dan bisa disesuaikan dengan tanda vokalisasi pada aksara dasarnya.
4. Pangwisad
Pangwisad berfungsi menambah konsonan /+h/ pada akhir aksara dasar.
5. Pamaeh
Pamaéh berfungsi menghilangkan bunyi vokal pada aksara dasar yang mendahuluinya.
Sebagai catatan, penulisan rarangken harus berpindah posisinya ketika diikuti oleh rarangken lainnya. Misalnya, posisi panghulu harus simetris terhadap aksara ngalagena, tetapi ketika datang panyecek maka posisinya harus bergeser ke sebelah kiri.
(MSD)